Bisnis smart factory dari LG tidak hanya memproduksi solusi otomatisasi dalam proses produksi manufaktur tapi juga memaksimalkan pemakaian teknologi kecerdasan buatan pada setiap perangkat otomatisasi yang diciptakan.
Hasilnya, perangkat otomatisasi di smart factory bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan perusahaan. Optimasi pemanfaatan teknologi AI menggabungkan proses perencanaan, operasi, hingga solusi Digital Twin.
Tujuan utama implementasi smart factory dalam proses manufaktur adalah untuk meningkatkan daya saing sekaligus efisiensi operasi di perusahaan.
Smart Factory Jadi Bisnis Masa Depan LG
LG Electronics melihat solusi smart factory ini sebagai bisnis baru yang menjanjikan di masa datang seiring dengan tren elektrifikasi di sektor industri di banyak negara.
Ditekankan, smart factory saat ini sudah jadi kebutuhan bagi perusahaan, bukan lagi opsi. Ini karena solusi smart factory untuk memperkuat daya saing di industri manufaktur.
Biaya produksi bisa ditekan lebih rendah, meningkatkan produktivitas serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Saat ini sektor manufaktur menghadapi krisis biaya pengiriman dan lain-lain. Karena itu, solusi smart factory ini akan jadi pendorong utama pertumbuhan bisnis LG di masa depan.
Baca juga: Chairman LG Kumpulkan 40 Eksekutif Puncaknya di Icheon, Ini yang Dibahas
Sebelumnya, secara internal LG bikin smart factory untuk kebutuhan internal dan saat ini serta ke depan, LG menjual jasa pembuatan smart factory ke sektor industri.
LG siap membuatkan solusi pabrik cerdas ini sejak dari proses perencanaan, perancangan, pemasangan atau implementasi di site klien, hingga saat pabrik beroperasi penuh dan dukungan dukungan konsultasi setelah pabrik beroperasi.
"LG siap menjadi partner sekaligus oenyedia solusi bagi sektor industri untuk bertransfirmasi ke smart factory di semua level tahapan. Diawali dari inkubasi berlanjut ke tahapan berikutnya," ungkap Shi Yong Song.
Baca juga: Tiga Bisnis B2B dan Ambisi Besar LG Electronics Incar Pendapatan 100 Triliun Won
"LG punya pengalaman 70 tahun di industri manufaktur dan teknologi serta memiliki know how memadai.
Ini semula merupakan intangilble asset yang diubah menjadi tangible asset bagi perusahaan dan bisa meng-generate pendapatan," bebernya.
Saat ini LG mengelola 60 pabrik di 40 regions di seluruh dunia. Tiga diantaranya berada di Indonesia, masing-masing di Karawang dan di Cibitung, Jawa Barat, serta di Kabupaten Tangerang, Banten.
Dia menyebutkan, semester I 2024 ini saja, untuk market global, LG menangani kebutuhan pembuatan smart factory untuk 20 customer.
Mereka bergerak di bisnis baterai, suku cadang otomotif dan elektronik dengan total nilai order kontrak diproyeksikan mencapai 300 miliar won sampai akhir tahun 2024 ini.