TRIBUNNEWS.COM - Jajaran rumah makan di kawasan Pantai Lebih, Gianyar, Bali, menawarkan beragam hidangan khas laut yang menggoda selera.
Salah satu menu andalan adalah sate lilit ikan Pantai Lebih, yang menjadi cikal bakal sate ikan Bali yang populer itu.
Rumah makan di Pantai Lebih, Bali.
Pantai Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Bali. Sekitar 100 meter dari bibir pantai, yang kini terkikis abrasi itu, berdiri warung-warung makan yang secara demonstratif memampang berbagai menu olahan ikan, mulai dari sop kepala ikan, sate lilit ikan, hingga bakso ikan.
Menu-menu itu nyaris sama di setiap warung makan. Salah satu menu andalan adalah sop kepala ikan, menu khas yang juga dimiliki daerah-daerah penghasil ikan di Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, dan kawasan Indonesia timur lainnya.
Suasana di pesisir Pantai Lebih di Gianyar, Bali (Kompas/ Riza Fathoni)
Bedanya, sop kepala ikan khas Bali, khususnya yang disajikan di Pantai Lebih, memiliki kuah kuning berwarna jernih serupa kuah soto bening tanpa santan.
Cita rasanya pun sangat mirip soto, hanya potongan kepala ikan di dalamnya yang membedakan antara sop kepala ikan dan soto.
Namun sesungguhnya, kuliner asli Bali yang terbuat dari olahan ikan ialah sate lilit. Jejak sate lilit ikan ini rupanya justru berasal dari Pantai Lebih yang pada masa lalu dikenal sebagai penghasil ikan.
”Orang kenal sate lilit ikan itu, ya, asalnya dari Pantai Lebih ini,” ujar Ketut, warga Bali.
Tanpa harus berlayar terlalu jauh, nelayan di Pantai Lebih bisa membawa pulang ikan dalam berbagai jenis yang kemudian dijual di pasar ikan dan dinikmati masyarakat sekitar Pantai Lebih. Ikan yang berlimpah itu oleh warga kemudian diolah menjadi sate lilit ikan.
Pemilik Warung Indah, Nyoman Muryani (36), menuturkan, dahulu setiap ikan yang berukuran besar dan segar dapat diolah menjadi sate lilit ikan.
Misalnya ikan tongkol item (hitam) yang banyak ditangkap nelayan Pantai Lebih.
Suasana salah satu rumah makan di Pantai Lebih di Gianyar, Bali (Kompas/ Riza Fathoni)
”Sate ikan ini biasa dimakan bersama nasi sela, nasi yang dicampur ubi rebus, dan sambal matah. Rasanya sudah enak sekali,” tutur Muryani, Kamis (21/5) sore.
Warga biasa menjajakan sate lilit ikan buatan mereka di pinggir laut sekitar Pantai Lebih.