Ya, sate jamur ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang vegetarian atau tidak mengonsumsi daging dan produk hewani agar tetap bisa menikmati kuliner sate.
Harganya pun tergolong ramah di kantong. Satu porsinya untuk sate jamur dihargai Rp 10 ribu.
Yang mana harga tersebut sudah termasuk 5 tusuk sate sekaligus tipat.
Bisa juga diganti nasi sebagai pendamping sate ini.
“Rasanya unik, sedikit mirip sama daging ayam, terus kenyal-kenyal gitu teksturnya,” ujar Ayu.
Sekilas tampak sedikit porsinya, hanya 5 tusuk saja.
Namun, setelah dinikmati, menurut ibu satu anak ini, cukup mengenyangkan.
Karena ada tipat sebagai pendamping dari sate ini, begitu menurut perkirannya.
“Kirain tadi gak bakal kenyang, ternyata pas sudah dimakan lumayan juga,” tambah Ayu sembari mengahabiskan tusuk terakhir dari sate jamurnya.
Stan Pondok Sate di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)
Selain Sate jamur, menurut Widi, karyawan dari Pondok Sate, yang cukup dicari oleh para pengunjung adalah Sate Biawak dan Sate Kakul (keong sawah).
Untuk Sate biawak sendiri, menurut Widi rasanya mirip-mirip dengan daging kambing, namun teksturnya berbeda.
“Kalau biawak mirip rasanya sama daging kambing, tapi teksturnya lebih alot,” tambah pria berperawakan gemuk tersebut.
Harga untuk seporsi sate biawak, kelinci dan juga kakul ini masing-masing dibanderol Rp 15 ribu.
Sementara sate ayam dan sate ikan, sama dengan sate jamur, yakni Rp 10 ribu.