Keberadaan subak sangat penting di Bali karena menjadi satu di antara bentuk dari implementasi konsep Tri Hita Karana.
Subak yang termasuk di dalamnya kawasan Pura Taman Ayun juga diakui dunia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada 29 Juni 2012.
Melihat Sejarah Tajen di Bali
Di halaman luar atau Nista Mandala, terdapat sebuah wantilan atau pendopo.
Wantilan. (Tribun Bali/Ayu Dessy Wulansari)
Wantilan di Pura Taman Ayun tidak dibuat seperti wantilan pada umumnya.
Pada bagian tengah, terdapat diorama tajen atau sabung ayam.
Pengunjung dapat melihat bagaimana sabung ayam dilakukan melalui diaroma.
Diaroma dilengkapi dengan lima patung yang dibuat menyerupai manusia sungguhan dengan berbagai pose.
Patung tersebut layaknya memakai pakaian adat Bali lengkap dengan kain corak kotak-kotak hitam dan putih serta mengenakan udeng.
Dua pakembar (orang yang memegang ayam) juga ditampilkan untuk memberi gambaran bagaimana tajen yang ada di Bali.
Tradisi tajen merupakan budaya di Bali yang sudah ada sejak dulu dan sering diadakan saat ada upacara keagamaan.
Dua lelaki akan mengadu ayam jago mereka hingga satu di antara ayam tersebut dinyatakan kalah.
Tiket Masuk:
- Pengunjung Domestik Rp 10 ribu
- Pengunjung Asing Rp 15 ribu