Misal ke spot pandang puncak bukit ratapan Telaga Warna, lokasinya di atas kompleks Dieng Plateau Theater, tiket masuk per kepala Rp 10.000.
Loket dikelola penduduk, yang di musim sepi pengunjung, "nyambi" jadi peladang kentang.
Spot di puncak bukit ini ke arah Telaga Warna memang mempesona.
Dua telaga yang berbeda akibat kandungan kimiawinya yang berlainan, terlihat jelas beda warna hijau dan kecoklatan, dikelilingi lereng dan pucuk-pucuk gunung yang tinggi menjulang.
Di hari biasa, spot yang cocok buat selfie dan bikin foto panorama ini sepi pengunjung.
Tapi jika hari libur atau akhir pekan, pengunjung membeludak baik di tepi maupun sejumlah titik pandang di puncak bukit sekelilingnya.
Objek-objek wisata lain tersebar di beberapa tempat. Sayang, sebagian tidak mudah dicapai pengunjung biasa atau kalangan manula.
Seperti kawah Candradimuka dan sumur Jalatunda. Objek wisata lain ada Telaga Merdada, Telaga Pengilon, Telaga Dringo, dan Telaga Nila.
Bagi mereka yang tak kuat berjalan jauh di rute ekstrem, tentu jangan lewatkan ke Dieng Plateau Theatre.
Di bioskop mini yang terletak di atas Telaga Warna, akan diputar film dokumenter berdurasi lebih kurang 23 menit, tentang Dieng.
Film dokumenternya selain menceritakan segi geologis terbentuknya Dieng, juga ada rekaman tragedi gas beracun Sinila.
Meski sederhana, ruang pemutaran film dokumenter yang dibangun pada era Gubernur Jateng Mardiyanto ini cukup nyaman.
Secara umum, objek wisata kawasan Dieng Plateau cukup bagus.
Meski lokasinya cukup jauh di ketinggian pegunungan, aksesibilitas dan sarana prasarana pendukung untuk wisatawan bagus dan lengkap.