TRIBUNNEWS.COM - Kuliner dengan rasa gurih tidak harus karena santan yang kental. Tanpa kental pun bisa gurih. Seperti tiga kuliner khas Aceh ini.
- Kari Kambing Bilmin
Ketika melintas di Jalan Cik Di Tiro, Banda Aceh, Isuzu MU-X yang dikendarai tim Tour de Sumatera Tribun berhenti di tepi jalan.
Di atas trotoar, ada enam buah kuali besar dan asapnya membumbung. Banyak orang memarkir kendaraan bermotor mereka di tepi jalan. Mereka berkerumun di samping kuali-kuali itu.
“Kari kambingnya, Pak,” ujar Bilmin sambil mengaduk isi kuali itu.
Kari kambing merupakan salah satu kuliner khas Aceh. Bilmin merupakan satu dari tiga penjual kari kambing di tepi Jalan Cik Di Tiro.
Sebenarnya Bilmin memiliki warung yang berada di tepi jalan, namun selama Ramadan dia hanya boleh menjajakan kari kambing menjelang berbuka puasa.
Kari kambing Bilmin khas Aceh yang gurih meski tanpa santan (Tribunnews.com/ Deodatus Pradipto)
Dagangan Bilmin mulai diserbu masyarakat. Mereka ingin menyantap kari kambing sebagai menu berbuka puasa di rumah.
Kari kambing adalah menu makanan berbuka puasa yang harus ada di atas meja masyarakat Banda Aceh. Bilmin mengklaim kari kambing merupakan kuliner khas Kabupaten Aceh Besar.
“Biasanya kari kambing ada saat perayaan-perayaan besar atau pesta,” tutur pria 40 tahun itu.
Seperti pada dasarnya kari, kuah kari kambing berwarna merah kekuningan. Meski menggunakan cabai, kari kambingnya tidak terasa begitu pedas.
Pas untuk orang yang tidak tahan pedas. Selain karena rasanya yang sedap, kari kambing pun tahan untuk santap sahur. Bilmin mengaku tidak menggunakan santan sehingga masakannya bisa tahan lama.
--- Baca artikel lengkapnya, klik di sini !
- Kari Aceh Besar