Namun, pengunjung pun harus tetap berhati-hati ketika menyusuri area tracking air terjun Colek Pamor.
Karena saking alaminya, jika kondisi sedang hujan, maka akses menuju air terjun cukup berbahaya karena jalan tanah akan berlumpur dan licin.
Tracking Sekaligus Agrowisata
Tak hanya dapat menikmati pesona air terjun, namun sepanjang rute tracking, para pengunjung pun akan dimanjakan dengan suasana alam yang akan menyegarkan mata dan juga badan.
Seperti di area atas, tempat pertama kali turun setelah pintu masuk, di kanan kiri tampak perkebunan.
Area perkebunan tersebut ditanam pohon cengkeh, cokelat dan kopi.
Jadi, sambil tracking, pengunjung dapat pengalaman agrowisata di sini.
“Selama perjalanan mereka bisa melihat kebun cengkeh, cokelat dan kopi, yang mana ini milik penduduk sekitar di sini,” ujar Made.
Kurang lebih 600 meter jarak yang ditempuh untuk rute tracking tersebut hingga mencapai lokasi air terjun ini.
Pesona Air Terjun Colek Pamor di Buleleng, Bali (Tribun Bali/ Cisilia Agustina Siahaan)
Namun karena rutenya seperti di hutan, naik turun dan menyusuri hingga menyeberangi sungai, jarak tersebut terasa lebih jauh.
Namun begitu, dengan suguhan pemandangan dan udara segar yang terasa, lelah pun tidak begitu kentara.
Apalagi di sepanjang perjalanan pengunjung dapat mengabadikan gambar-gambar alam tersebut.
Bahkan tak jarang, ada saja pengunjung yang mandi di kawasan sungai Buleleng ini.
Selain sebagai objek wisata, menurut Made Lenes, ia bersama rekan-rekan di kelompok Sadar Wisata, berencana mengembangkan kawasan air terjun ini sebagai tempat meditasi dan kegiatan spiritual sejenisnya.
Di sisi lain, karena adanya keterbatasan biaya, objek wisata satu ini belum dilengkapi fasilitas yang ada seperti di air terjun Gitgit.