Awalnya air laut dituang dalam sebuah wadah yang disebut tinjung yang juga sudah diisi oleh pasir terlebih dahulu.
Dari sana kemudian ditunggu sampai air meresap ke dalam pasir, dan mengalir ke dalam bak yang telah disediakan di bawahnya.
Baru setelah dari bak tersebut, kemudian tahap pengolahannnya berikutnya dibawa ke penjemuran.
Ditunggu hingga sekitar 3 harian, kemudian sudah berbentuk garam dan bisa dipanen.
"Garamnya ini enak, beda rasanya dari garam yang lain. Silakan dicoba," ujar seorang petani garam winata lainnya sambil menunjukkan garam hasil panenannya kepada Tribun Bali.