Sementara Pangeran Tumenggung naik tahta memerintah Tanah Banjar dengan membuat kerajaan baru bernama Kerajaan Negara Dipa.
Karena Pangeran Samudera seorang berperilaku halus sehingga dia banyak disukai warga.
Kabar itu didengar oleh Patih Masih yang menguasai Bandarmasih kala itu.
Karena Patih Masih tak menyukai Pangeran Tumenggung, akhirnya dia dan beberapa patih lainnya sepakat membentuk kerajaan tandingan, yaitu Kerajaan Banjar dengan rajanya adalah Pangeran Samudera.
Hal ini membuat Pangeran Tumenggung makin berang dan kian berambisi membunuh keponakannya itu.
Sejak berdirinya kerajaan ini, Pangeran Samudera dan sang paman selalu terlibat perang saudara dengan kekalahan yang silih berganti.
Untuk memenangi perang ini, Pangeran Samudera kemudian meminta bantuan Kerajaan Demak.
Pihak Kerajaan Demak menyanggupinya, dengan syarat Raja Banjar dan seluruh rakyatnya bersedia memeluk Islam, baik nanti hasilnya menang ataupun kalah.
Syarat ini disanggupi Pangeran Samudera.
Dia kemudian memeluk Islam dan memerintahkan seluruh rakyatnya untuk ikut serta menjadi muslim.
Perang akhirnya berakhir damai, karena saat berhadapan Pangeran Samudera tak sanggup membunuh pamannya dan sang paman pun luluh hatinya menyesali kezalimannya di hadapan keponakannya sendiri.
Tak lama kemudian dibangunlah Masjid Sultan Suriansyah ini.
"Pada saat itu, karena sebelumnya orang Banjar ini Hindu, jadi tak tahu harus membangun masjid dengan model apa. Karena banyak berinteraksi dengan Kerajaan Demak dalam syiar Islam, akhirnya arsitekturnya meniru masjid di Demak," jelasnya.
Uniknya, arsitektur masjid ini memiliki banyak simbol tersirat yang jarang diketahui generasi muda sekarang.