TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Pagi yang cerah di Blitar, Jawa Timur, Senin (5/10/2015) lalu.
Juru Pelihara Candi Penataran, Bondan Siswanto (52), hendak menjelaskan hal ihwal candi, tetapi tiba-tiba dia mengajak mengambil jalan pintas untuk mengunjungi relief candi yang menyimpan misteri.
Candi Penataran, Blitar, Jawa Timur. (Kompas/Hendra Setyawan)
Misteri itu adalah kisah asmara dalam legenda Panji yang hingga kini, selama tujuh abad lebih, belum juga terkuak.
Tidak sulit merunut alur kisah relief yang dipahatkan di atas batu andesit yang ditunjukkan Bondan.
Ia memulai dengan sosok laki-laki yang menggunakan tekes atau penutup kepala.
Mengenai tekes itu, Bondan mengutip Lydia Kieven, peneliti Cerita Panji dari Jerman.
"Tekes yang dikenakan laki-laki itu mirip tekes yang digunakan suku Maya di Amerika Tengah sana," kata Bondan.
Sosok laki-laki ber-tekes itu dipahatkan duduk berjegang menghadap ke kanan. Kaki kanannya menopang kaki kiri. Tangan kirinya memegang gulungan (surat).
Runtutan relief tersusun ke arah kanan.
Di depan laki-laki yang sedang duduk itu, ada sosok bertubuh kecil, seekor burung berjambul, dan sosok laki-laki lain yang berdiri.
Bergeser ke kanan lagi, tampak aneka pepohonan yang menggambarkan lebatnya hutan.
Candi Penataran, Blitar. (Travel Grivy)
Kemudian di sisi kanan tampak burung berjambul itu terbang.