Manis dan gurihnya pas...hemmm segar. Perporsinya cukup murah hanya Rp 3 ribu/mangkok.
Saat kami bersantap dawet, ada dua pemuda yang langganan dawet di tempat tersebut.
Kata Bu Ngatmini, beberapa langganannya akrab dengan dirinya, sambil maem dawet, nengok mbahe, ujarnya sambil terkekeh.
Kedai dawet sederhana ini menambah deretan kenangan saya akan perjalanan pantai selatan. Di Daendels jalan lewatkan dawet hitam.
Eh ada juga sate Ambal yang terkenal di kawasan ini. Terpaksa kami lewatkan karena sudah membungkus makanan dari Kebumen. Kami pun singgah ke Pantai Glagah sebelum mengarah ke Yogyakarta. (Dewi Puspasari)
Sumber: Kompasiana