News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Yogyakarta

Anda Dianggap Belum Sah ke Yogya Jika Tidak Menikmati Suasana Malam di Tugu Pal Putih

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tugu Pal Putih, simbol Kota Yogyakarta.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tugu Pal Putih adalah landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal.

Monumen peninggalan Sultan Hamengkubuwono I atau Pangeran Mangkubumi (raja pertama Keraton Yogyakarta) saat ini menjadi tempat yang wajib dikunjungi saat datang ke Yogyakarta.

Belum ke Yogyakarta jika belum singgah ke Tugu Pal Putih.


Miniatur bangunan yang menjadi simbol filosofi pembangunan Kota Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim)

Tugu Yogyakarta didirikan pada tahun 1755, tidak hanya sebuah tugu, terdapat banyak filosofi yang menyertai bangunan di perempatan Jalan Margoutomo (Mangkubumi), Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro ini.

Bersama Panggung Krapyak, dan Keraton Yogyakarta, tugu Pal Putih adalah bagian dari sumbu filosofi yang membentuk Kota Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta sendiri dibangun dengan penuh perencanaan.

Pangeran Mangkubumi sebagai pendiri Keraton Yogyakarta selain dikenal sebagai ahli di bidang strategi perang, melainkan seorang arsitek yang memegang teguh nilai historis maupun filosofi.

Pemilihan letak Keraton Yogyakarta pun tidak lepas dari nilai filosofis dan magis.


Menikmati malam di Tugu Pal Putih. (Tribun Jogja/Hamim)

Dari sisi topografi letak Yogyakarta berada di antara enam sungai yang mengapit secara simetris, yakni sungai Code dan Winongo di ring pertama, sungai Gajah Wong dan Bedog di ring kedua, serta sungai Opak dan sungai Progo di ring ketiga.

Sisi utara terdapat gunung Merapi dan sebelah selatannya ada laut Selatan.

Dalam tradisi Jawa (sebelum Islam masuk) posisi dan kedudukan yang demikian menunjukan Yogyakarta berada pada posisi Sanctuary area (daerah suci).

Dengan setting lokasi tersebut Pangeran Mangkubumi menciptakan sumbu imajiner Gunung Merapi, Keraton, dan Laut Selatan.

Gunung sebagai ketenangan (tempat suci). dataran (Keraton) sebagai tempat bermukim dan beraktifitas, dan laut sebagai tempat pembuangan akhir dari segala sisa di bumi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini