Selain berair jernih, warga mempercayai, mandi di tempat ini membuat awet muda.
Desa wisata ini juga memiliki tempat wisata religi.
Terdapat tempat ziarah yang disebut Ardi Lawet yang merupakan petilasan penyebaran agama Islam yang dilakukan Syech Jambu Karang.
"Butuh waktu dua jam berjalan kaki pulang pergi untuk mencapainya. Kalau tak suka jalan jauh, cukup di Regol Ardi Lawet atau pintu gerbangnya," kata Ketua Pokdarwis Ardi Mandala Giri, Yanto Mardi.
Puas menikmati keindahan tempat wisata alami, Anda juga bisa mencoba paket wisata edukasi pertanian, peternakan dan perikanan.
Anda bisa merasakan menjadi petani yang tengah menyiapkan lahan sebelum ditanami tanaman lewat cara mencangkul atau bahkan memanen buah salak.
"Tentu saja, tergantung musimnya. Yang ingin mencoba merasakan beternak ayam atau menangkap ikan di kolam juga bisa," imbuh Yanto.
Melihat industri rumahan yang dikerjakan warga setempat juga tak kalah menarik.
Sejumlah warga yang tengah membuat gula merah secara alami akan senang menyambut kedatangan Anda yang ingin melihat proses yang berlangsung.
Begitu juga para perajin souvenir dari rotan.
Syukur-syukur, jika Anda membeli sebagai souvenir atau buah tangan.
“Saya sangat terkesan berwisata di Desa Panusupan ini. Tentu, saya akan menceritakan kepada yang lain agar mereka bisa menikmati juga desa wisata ini,” ujar Jonathan, wisatawan asal Jakarta.
Terkait seni budaya, warga Desa Panusupan memiliki kesenian Rondat, yakni tarian yang dilakukan penari pria yang sudah berumur.
Ada juga seni Lengger dan siteran serta Dayak, tarian yang dilakukan anak-anak berpakaian ala manusia hutan.