News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Ritual Pemakaman Unik di Trunyan, Jenazah Cuma Direbahkan di Bawah Pohon Sampai Sirna

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemakaman di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

Di areal bekas ladang bawang yang tenggelam oleh air Danau Batur, para pria sibuk memandikan ayam aduan. Ayam jago bali menjadi hewan peliharaan berharga tinggi, sekitar Rp 400.000 per ekor. Biasanya ayam aduan dimandikan sekali dalam sebulan. Setelah diguyur air, ayam dilempar tinggi-tinggi ke arah danau.

Latihan berenang sampai tepian danau membuat ayam-ayam tumbuh kuat dan sehat sehingga siap bertarung dalam tradisi sabung ayam.

Sabung ayam (tabuh rah) merupakan warisan tradisi yang tak terpisahkan dari kehidupan warga Trunyan. Tabuh rah biasa digelar saat upacara pecaruan di balai pertemuan di halaman jaba sisi Pura Pancering Jagat.

Di tepian Danau Batur itu, warga Trunyan, Wayan (40), menghampiri dan menyodorkan buku tamu sekaligus meminta sumbangan.

Pada buku tamu itu terpampang nama pengunjung, antara lain gitaris Dewa Budjana dan penyanyi Trie Utami, lengkap dengan nilai sumbangan mereka untuk kemajuan wisata Trunyan. Tak ada tarif masuk yang ditetapkan di sana.

Desa Trunyan diperkirakan ada sejak abad X Masehi. Prasasti Trunyan berangka tahun 833 Saka mengungkap izin pembangunan candi bertingkat tujuh untuk pemujaan Batara Da Tonta yang tak lain ialah Ratu Sakti Pancering Jagat.


Pemakaman di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali

Da Tonta diwujudkan dalam rupa arca megalitik setinggi 4 meter. Guru SD Negeri Trunyan, I Nengah Percis, menyebut masyarakat Trunyan sebagai masyarakat Bali Mula. Bahkan, ada temuan pemujaan megalitik yang menunjukkan kawasan itu telah dihuni sejak prasejarah.

Kehidupan spiritual warga Trunyan merupakan versi berbeda dari Hindu di Bali. Itu terlihat dari dewa-dewa asli Trunyan yang tidak dipuja di tempat lain, seperti Ratu Sakti Pancering Jagat.

Perbedaan lain dengan kebanyakan masyarakat Hindu Bali tampak pada pemakaman yang tidak melalui ngaben atau pembakaran jenazah.

Tiga makam

Di Trunyan, jenazah ditidurkan di tempat pemakaman yang disebut Seme Wayah. Seme Wayah bisa ditempuh dengan jalur darat atau menyeberang Danau Batur.

Kali ini, kami mengawali perjalanan dengan perahu sewaan dari Desa Kedisan ke Seme Wayah. Setelah singgah di Banjar Trunyan, perjalanan diakhiri dengan jalur darat melewati Cemara Landung.

Jika ingin sepenuhnya menempuh jalur darat, wisatawan tetap harus menyewa kapal dari Banjar Trunyan karena lokasi makam yang hanya bisa ditempuh lewat Danau Batur. Membelah danau dengan kapal boat pada pagi yang hening menjadi pengalaman tak terlupakan.

Di Seme Wayah, pengunjung disambut jejeran tengkorak dengan tumpukan tulang belulang serta tebaran uang hingga aneka barang bekal kubur.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini