Meski tidak menghadap ke arah barat, namun saat menjelang sore hari, semburat warna senja di langit Pantai Keramas turut menjadi pemandangan yang memikat.
Kombinasi warna oranye, merah muda, ungu, biru menciptakan gradasi warna yang harmonis.
Kepopuleran Pantai Keramas sebagai destinasi bagi para surfer dan keindahan panorama yang disajikan membuat infrastruktur di sekitar pantai mulai berkembang.
Bisa dilihat dari keberadaan akomodasi penginapan, warung, hingga beach club sudah menjadi fasilitas di tempat ini.
Bersihkan Tubuh dan Pikiran
Tidak hanya dikenal dengan destinasi favorit bagi peselancar dunia, keberadaan Pantai Keramas juga memberikan kehidupan bagi warga sekitarnya.
Nelayan adalah satu di antara pekerjaan warga untuk menghidupi keluarga dan membuat asap dapurnya terus mengepul.
Pak Ketut, begitu seorang warga disapa mengaku sudah puluhan tahun mencari ikan di sepanjang Pantai Keramas.
Sore itu, ia memancing ikan dengan alat sederhana berupa umpan dan tali pancing panjang yang digulung seperti tali layang-layang.
“Saya lagi nyari ikan yang kecil-kecil. Sekarang agak susah buat mancing. Sedikit dapat ikan,” keluhnya.
Cerita lain yang ada di Pantai Keramas adalah pantai ini juga dijadikan kawasan suci bagi umat Hindu untuk melakukan pembersihan diri atau yang biasa disebutmelukat.
Tak heran terdapat cukup banyak sisa-sisa sesajen yang dihaturkan untuk Sang Pencipta.
Setelah sesajen dihaturkan dengan mengucap mantra dan doa, beberapa umat Hindu mulai menuju ke air pantai untuk membasuh tubuh dan wajahnya.
Tak hanya membersihakan raga, namun juga jiwa dan pikiran. (*)