News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Wisata Jakarta: Menjelajahi Sisa-sisa Budaya Portugis di Pesisir Ibu Kota

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grup musik Kroncong Cafrinho Tugu yang sedang memainkan musik kroncong tugu. Musik kroncong tugu sendiri merupakan seni musik akulturasi dari budaya Portugis, Melayu, Arab dan Betawi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan tahun lalu, berbagai bangsa berebut kekuasaan di tanah nusantara yang kaya akan alamnya.

Mereka saling berperang dan menempati wilayah kekuasaannya seperti Belanda, Jepang, juga Portugis.

Menapaki sisa-sisa kebudayaan mereka di Indonesia tampaknya bisa menjadi alternatif berlibur yang menarik.

Salah satu tempatnya berada di pesisir Ibu Kota, yaitu Kampung Tugu, Jakarta Utara yang dahulu menjadi tempat tinggal bangsa Portugis.

Puluhan truk tronton terparkir rapi di setiap sudut kampung, adapun yang sibuk lalu-lalang mengantarkan peti.

Kampung Tugu yang menyimpan sejarah seolah dikepung puluhan terminal truk peti kemas.

Terik matahari khas pesisir pun tak menyurutkan puluhan wisatawan untuk menapaki jejak bersejarah di sini.

Mereka sedang mengikuti perjalanan wisata bertajuk “Charity Walking Tour” dari Jakarta Food Adventure, Minggu (8/4/2016).

Tempat pertama yang kami singgahi ialah Gereja Tugu.

Gereja yang telah diresmikan menjadi salah satu cagar budaya di Jakarta Utara tersebut merupakan simbol kemerdekaan bangsa Portugis mulai tahun 1735.


KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia - Arsitektur khas eropa dengan bangunan tinggi beserta jendela dan pintu utamanya masih terjaga di Gereja Tugu. 
 

Kedatangan wisatawan disambut arsitektur khas Eropa dengan bangunan tinggi beserta jendela dan pintu utamanya.

Tampak berdiri di tengah seorang pria bernama Frenky Abrahams, pria keturunan Portugis yang merupakan pengurus Majelis Jemaat Gereja Tugu.

Ia pun menceritakan awal mula kedatangan nenek moyangnya ke Indonesia, hingga keturunannya sampai saat ini.

“Dahulu nenek moyang kami merupakan tawanan VOC yang dibawa dari Malaka, setelah Portugis kalah dengan Belanda di Malaka 1648,” ujar Frenky kepada wisatawan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini