Ia hanya mengatakan kenapa satenya sangat ramai dikunjungi pembeli, karena tersebar dari mulut ke mulut dan media sosial para pembelinya.
Semakin lama berbincang ia pun memberikan triknya agar kulinernya selalu ramai pembeli.
Ia mengatakan kuliner tersebut ia mulai sejak 2012 bersama tiga penjual lainnya di sekitar Senayan juga, yaitu Sate Taichan Bang Amir dan bang Heri.
Ketiganya memiliki tempat yang tidak berjauhan, ketiganya pula memiliki pelanggan yang sangat ramai setiap malamnya.
“Kita mulai bareng bertiga hanya yang terkenal duluan Amir, tapi sekarang semuanya udah rame,” ujar Ocit yang kerap melemparkan humor khasnya saat berjualan kepada pembeli.
Ia menambahkan walaupun ketiganya saling kenal mereka menggunakan teknik tersendiri dalam membuat sambalnya.
Menurutnya sambal taichan miliknya memiliki tingkat kepedasan di atas yang lainnya.
Selain itu, kunci menarik pelanggan lainnya ialah interaktif dengan pembeli, salah satunya dengan celotehan-celotehan khasnya seperti "Cuocokk!" dan “Okeh kalau begitu!”.
Beberapa pembeli yang lelah mengantre pun tak jarang tertawa.
“Saya aneh begini biar ngehibur diri sama pelanggan aja. Kalau enggak bisa stres saya, orang jualan kaya didemo sama pembelinya,” ujar pria asal Madura tersebut kepada KompasTravel.
KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia - Daging ayam dan kulit segar ditusuk lalu dipanggang diatas bara api selama tiga hingga lima menit saja.
Tak terasa sudah satu setengah jam mengantre sejak pukul 09.30, akhirnya KompasTravel pun berkesempatan mencicipi si putih yang menggugah selera.
Tampilan putih pucat dikarenakan sate tersebut tidak menggunakan bumbu kacang dan kecap sama sekali.
Dalam satu tusuknya terdiri dari daging dan kulit ayam.
Kelembutan dagingnya membuat KompasTravel penasaran dengan cara mengolah dagingnya tersebut.