News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta-Fakta Menarik Ranu Manduro 'Feeling Good' di Mojokerto: Video Viral Hingga Ditutup

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ranu Manduro adalah kawasan wisata bekas tambang yang asri dan hijau dengan pemandangan pegunungan, kini lokasi tersebut berubah dipadati pengunjung.

MOJOKERTO - Nama Ranu Manduro di Mojokerto tiba-tiba menjadi perhatian setelah sebuah video viral di media sosial pada awal pekan lalu.

Dalam video yang beredar, terlihat pemandangan di Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur, yang disebut seperti di New Zealand.

Sejumlah video beredar, salah satunya dibagikan pemilik akun Instagram @Adoel_Sohib.

Dalam unggahannya, @Adoel_Sohib menuliskan "Mirip” #NewZealand ya ?."

Baca: Siapkan Langkah Perlawanan Atas Pelatikan Muhyiddin, Mahathir Mohamad: Dia Sudah Merencanakan Ini

Baca: Langkah yang Disiapkan Mahathir Mohamad Atas Pengangkatan Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia

Baca: Penjelasan Anies Baswedan Soal Keberadaan 115 Orang yang Dipantau Terkait Virus Corona di Jakarta

Sementara, video lainnya yang menunjukkan pemandangan Ranu Manduro yang diunggah oleh akun lain turut memopulerkan wilayah ini dengan kata-kata "Feeling Good".

Banyak yang kemudian mengunjungi Ranu Manduro, merekam video, dan menyematkan kata "Feeling Good".

Respons Pemda terhadap Ranu Manduro

Setelah viral, Ranu Manduro semakin ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.

Bahkan, pada akhir pekan kemarin, terjadi kemacetan parah karena banyaknya kendaraan yang membawa pengunjung ke sana.

Situasi padatnya kawasan Ranu Manduro pun banyak dibagikan warganet.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo, saat dihubungi Kompas.com, mengatakan, Ranu Manduro tidak dikelola secara resmi oleh Pemerintah Daerah Mojokerto.

Menurut dia, Ranu Manduro merupakan kawasan pertambangan aktif, bukan tempat wisata.

"Itu wilayah pertambangan aktif, tidak resmi (tempat wisata).

Dulu izinnya untuk pertambangan, bukan untuk tempat wisata," kata Susilo saat dihubungi Kompas.com (jaringan Surya.co.id), Minggu (1/3/2020) malam.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini