Bila pada resep terdahulu, Sate Ceroncong memakai daging bebek, kini Gung Niang mencoba menggantinya dengan daging ayam.
"Ini baru coba sekarang," kata Gung Niang.
Mendengar hal itu, Happy dan Maya merasa senang karena menjadi bagian sejarah pembuatan Sate Ceroncong Ayam.
Rupanya, proses pembuatan Sate Ceroncong sangat berbeda dengan sate kebanyakan, bahkan jauh lebih rumit.
Mulai dari menyiapkan bahan, membumbui, menghaluskan, hingga membakarnya di atas arang batok kelapa, semuanya memiliki teknik tersendiri.
Gung Niang sempat kesal karena adonan daging Sate Ceroncong tidak sesuai harapannya.
Hal ini karena daging ayam memiliki lebih banyak urat ketimbang daging bebek.
"Kayaknya Niang bad mood, karena adonan dagingnya tidak menyatu. Jadi Niang perlu mencampurkan kuning telur untuk membuat adonan menyatu," ujar Maya.
Namun kekesalan Gung Niang tak bertahan lama setelah melihat adonan dagingnya akhirnya menyatu.
Melihat bagaimana proses dan cara pembuatan Sate Ceroncong yang begitu rumit, membuat Maya semakin menghargai masakan Bali.
Pasalnya, dalam masakan Bali, terlebih pada bumbunya, sangat beraroma dan rumit.
"Ada banyak simbol yang terkandung dalam setiap masakan," ujar Maya.
Maya menambahkan, ada banyak aksentuasi di Bali yang membuat segala masakan menjadi indah.
Baik dalam aroma masakan, cita rasa, maupun perasaan untuk alam.