"Selai kerben dan hutan yang dikelola dengan baik, akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat Suko Pangkat dan sekitarnya," papar Sukmareni.
Nah, untuk menyambut Hari Pangan Sedunia yang jatuh tiap 16 Oktober, penting bagi kita untuk mengetahui tentang buah yang terlihat seperti perpaduan strawberry dan raspberry ini.
1. Tumbuh liar di kawasan pegunungan
Tanaman kerben tidak memerlukan perawatan khusus, karena bisa tumbuh secara liar di kawasan pegunungan, tepatnya pada ketinggian lebih dari 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Sebenarnya kerben tidak hanya bisa diperoleh di Jambi, karena di Lembang Bandung pun, buah ini ada dan biasanya dipasarkan bersamaan dengan strawberry.
Buah ini merupakan tanaman perdu dengan banyak duri pada bagian batangnya, berbeda dengan tanaman strawberry yang tidak memiliki batang kokoh.
Sering kali kerben ditemukan pada pekarangan rumah warga, karena memang buah ini merupakan jenis tumbuhan liar.
Saat buahnya tidak dimakan karena begitu melimpah, maka begitu jatuh dari pohon, bijinya akan tumbuh menjadi bibit baru, sehingga akan muncul kebun belukar yang semakin rimbun.
Menariknya, buah ini tidak mengenal musim, karena bisa dipanen sepanjang tahun.
Saat ini kerben pun turut dimanfaatkan pula sebagai bahan pembuatan selai.
Awalnya, buah ini diambil dari tanaman liar di hutan, namun saat kapasitas produksi selai mulai mengalami peningkatan, kerben pun mulai dibudidayakan di banyak lahan terbengkalai.
2. Perpaduan strawberry dan raspberry
Saat melihat buahnya, tampak seperti persilangan antara dua bua keluarga berry yakni buah strawberry dan raspberry.
Bentuk kerben ini mirip strawberry, namun warna merahnya menyerupai raspberry.