"Hanya saja, teksturnya lebih lembut daripada strawberry, ukurannya juga lebih kecil. Buah yang sudah matang sempurna akan terlihat berwarna merah menyala dan rasanya manis dengan sedikit asam. Namun ada bagian lembut berwarna putih di bagian tengah buah, ini yang tidak ditemukan pada strawberry," kata Sukmareni.
Baca juga: 14 Pot Tanaman Hias Ditukar Mobil Yaris, Ditotal Harganya Rp 120 Juta, Termahal Strawberry Shake
Buah ini, kata dia, biasa menjadi cemilan bagi anak-anak di desa.
Begitu pula dengan para petani yang sering mengkonsumsi buah kerben segar.
Ini mereka lakukan saat pulang dari ladang atau dalam perjalanan menuju dan pulang dari ladang.
3. Selai tanpa pengawet kimia
Kerben mulai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat desa sebagai bahan pembuatan selai.
Pemanfaatan ini pun telah melewati proses percobaan terlebih dahulu, sebelum dapat menghasilkan selai yang lezat dan menarik.
Selai kerben tidak memakai bahan pengawet kimia sedikitpun, namun jika dikemas dalam wadah kedap udara maka selai ini bisa disimpan selama dua minggu.
Syaratnya, kemasannya tidak dibuka, sehingga tidak terkontaminasi bakteri.
"Kami hanya menggunakan tambahan gula, garam dan perasan lemon sebagai penguat rasa. Bahan-bahan ini juga berperan sebagai pengawet alami," jelas Sukmareni.
4. Buah serba guna
Finalis Masterchef Indoonesia season 6, Fifin Liefang menyebut buah ini tidak hanya dapat disantap secara segar begitu saja, namun juga cocok diolah menjadi minuman jus dan berbagai dessert.
Beberapa diantaranya yakni dijadikan compote untuk melapisi bagian dalam layer cake, kemudian menjadi topping untuk sejumlah dessert seperti pancake dan waffle.
Kerben pun bisa diolah menjadi pelengkap dalam hidangan savoury atau gurih.