News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menjajal Makanan di Islam Food, Restoran Halal yang Sudah Berdiri 74 Tahun di Kowloon Hong Kong

Penulis: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Restoran halal Islam Food di Shun King Building, Kowloon City, Hong Kong

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG- Mobil yang kami tumpangi dari Hong Kong International Airport (HKIA) atau Bandara Internasional Hong Kong, mengantarkan kami tiba di restoran bernama Islam Food.

Perjalanan menuju restoran halal di Hong Kong ini membutuhkan waktu sekitar 40 menit. HKIA berada di Pulau Chek Lap Kok. Sementara Islam Food berada Kota Kowloon, Pulau Hong Kong. Bandara HKIA memang terpisah dari daratan Hong Kong.

Dari HKIA, kita akan menuju Pulau Lantau dulu menyeberang lagi sebelum ke daratan Hong Kong. Selama perjalanan, kita akan disuguhkan pemandangan kota-kota di Hong Kong yang berdiri di tepi pantai.

Baca juga: Hong Kong Mulai Menggarap Wisata Halal, Indonesia Dilibatkan

Islam Food berada di ruko yang berdempet-dempeten di wilayah yang dikenal banyak permukim muslim.

Tidak cukup sulit menemukan ruko tersebut karena di depannya memasang plang Islam Food dengan tulisan aksara Cina dan tulisan Arab. Di atas pintu masuk, tertera Since 1950. 

Rumah makan ini sepenuhnya dikelola pekerja lokal. Sayang, mereka tidak lancar berbahasa Inggris. Ala kadarnya saja.

Kami, rombongan dari Indonesia yang akan meliput AirAsia Jakarta & Bali Flight Launch Celebration, Hong Kong, Selasa (9/10/2024), memesan makanan dengan bahasa seadanya saja. Bahasa Inggris patah-patah kemudian tunjuk-tunjuk gambar di menu.

Friscila Saputra, yang membawa rombongan kami dari Jakarta, mengaku mendapatkan informasi tempat makan muslim tersebut dari sopir yang dia pesan.

Sisil, sapaan akrabnya memang agak sulit menemukan restoran halal di Hong Kong. Rombongan kami memang mencari makanan halal.

"Nyari resto halal memang sulit. Itu nanya ke rental mobil," beber Sisil.

Dari sopir tersebut, menurut Sisil, daerah tersebut ada Islam Centre dan ada berdiri masjid.

"Di situ islam centre, karena ada masjid. Di sana banyak resto yang ramah muslim," kata dia.

Cocok dengan lidah

Yulia pengunjung dari Jakarta mengaku kaget bisa menemukan restoran halal di Hong Kong. Apalagi, namanya benar-benar Islam Food.

"Kaget nggak expect bakal nemu makanan halal dan namanya benar-benar islam food. Makanannya enak, cocok di lidah orang Indonesia," kata Yulia.

Yulia mengaku menikmati makanan yang dia pesa yakni kue daging sapi, ikan, susu kedelai dan pangsit.

"Tempatnya juga nyaman, dingin," kata dia.

Yulia mengaku hanya terkendala bahasa saja ketika memesan makanannya.

"Kendalanya bahasa karena susah mengerti. Harga nggak (kurang) ramah di kantong," kata dia.

Harga relatif mahal

Sisil yang sering bepergian ke luar negeri mengatakan harga makanan di Islam Food lebih mahal dibandingkan di Malaysia atau di Singapura.

Sisil membandingkan karena di sini, rumah makan ini di wilayah pertokoan. Sementara di Singapura atau Malaysia yang pernah dia kunjungi, ada di dalam mal.

Olahan roti daging sapi dan ikan di restoran Islam Food, di Kota Kowloon, Hong Kong (Dok Tribun)

"Tapi rasanya oke lah," kata perempuan berkaca mata ini.

Di sana, kami memesan roti daging sapi, pangsit, daging ayam, susu kacang, ikan asem manis dan udang telor asin. Rasanya memang terbilang oke, apalagi ikannya sangat sedap ketika masuk mulut.

Di sana, pengunjung harus bayar tunai. Mereka tidak menerima pembayaran menggunakan kartu.

"Bayarnya harus cash, tidak boleh kartu," kata Sisil.

 

Tidak mengandalkan dekorasi megah

Dinukil dari website Islam Food, restoran ini didirikan dan dimiliki keluarga Ma. Ma mulai berbisnis mulai tahun 1920 ketika mulai belajar memasak roti Cina di Shanghai.

Tahun 1930, Ma belajar memasak kari Pakistan saat bekerja di kantor polisi di Hong Kong. Masakan itu untuk para petugas yang beragama Islam

10 tahun kemudian, Ma menikah di China. Dia mulai membuka toko makanan menjual kue kue-kue dan sup. Ma kemudian melarikan diri ke Hong Kong karena invasi Jepang.

Baca juga: AirAsia Resmi Buka Penerbangan Rute Jakarta-Hong Kong

Tahun 1950, Keluarga Ma mulai jualan roti daging sapi, pangsit goreng dan kacang kedelai asin di Huang Hom. Keluarga Ma kemudian pindah ke area Tsuen Wan.

Tahun 1960, Ma menjalin kerja sama dengan temannya menjalankan restoran kecil di Tsim Sha Tsui. Setelah beberapa tahun,restoran tersebut tutup.

Sepuluh tahun kemudian atau 1970, Ma mulai berbisnis toko makanan Islam di Jalan Prat, Tsim Sha Tsui.

Tahun 1980, Toko Islamic Food pindah ke Jalan Lung KOng, Kowloon. Namanya kemudian menjadi Islam Food.

Sepuluh tahun berselang, Ma buka cabang pertama di Jalan Hau Wong, kota Kowloon.

Selama 74 tahun berdiri, Islam Food telah memenangkan banyak penghargaan dan sertifikat. Restoran ini tidak mengandalkan dekorasi megah dan gimmik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini