Laporan Liswadin, Pengurus Masjid Agung Baiturahma Sinabang
TRINBUNNEWS.COM- Waktu itu kami sekitar 30 orang sedang berada di masjid untuk sholat subuh di Masjid Agung Baiturahma di pusat Kota Sinabang, letaknya kira-kira 200 meter dari garis pantai. Tidak ada tanda-tanda apapun sampai akhirnya gempa itu terjadi.
Azan sudah sempat dikumandangkan ketika gempa tersebut terjadi. Kami di sini sudah sering merasakan gempa, tapi yang kali ini cukup kuat dan membuat kami semua panik hingga berlarian keluar masjid.
Beberapa pria langsung berlari pulang ke rumah karena khawatir dengan keselamatan anak dan istrinya. Menariknya, ada tiga orang di antara kami yang tetap bertahan di dalam masjid. Mereka yakin, masjid kami tetap akan kuat bertahan menghadapi gempa.
Perlu diketahui, masjid agung ini memang masih darurat, terbuat dari kayu sehingga tidak ada yang retak-retak ataupun rusak. Mungkin karena dari kayu sehingga bisa lentur ketika ada gempa.
Situasi di sini sudah kembali normal. Anak-anak tetap ke sekolah seperti biasa. Syukurlah, tidak ada bangunan yang sampai hancur ataupun rubuh. Keadaan sudah membaik, tadi cuma panik saja, takut airnya naik, tapi toh sampai sekarang tidak ada air naik. (*)
Jamaah Berhamburan, Azan Subuh Batal
Editor: Anton
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger