Laporan Hari, Warga Ketapang
TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Sejak berdiri pada 1993, masyarakat Desa Pemuatan Jaya Kecamatan Tumbang Titi belum merasakan pemerataan pembangunan. Di era modertenisasi saat ini, masyarakat di sana belum dapat menikmati aliran listrik.
Desa yang sebagian besar penduduknya merupakan transmigran ini memiliki 353 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk 1.300 jiwa. Masyarakat begitu mendambakan masuknya aliran listrik ke desa mereka.
Menurut Kepala Desa Pemuatan Jaya, Uti Pathol Ardhi, sudah ada pengukuran yang dilakukan PLN. Bahkan, selama ia memimpin daerah tersebut, sudah tiga kali dilakukan pengukuran. Namun, hingga saat ini belum ada realisasinya.
Ardhi menyatakan, pembangunan infrastruktur di daerahnya berjalan selama ia menjadi Kades. Kantor desa, puskesmas pembantu, tugu, masjid, jembatan dan taman kanak-kanak berdiri kokoh. Namun, semua itu tak ada artinya jika desa mereka tidak terjangkau aliran listrik dari PLN.
"Saat ini masyarakat menggunakan listrik pada malam hari hingga pukul 06.00 WIB. Itupun menggunakan genset pada tiap rumah, hingga mengharuskan warga mengeluarkan biaya sebesar Rp 350 ribu/bulannya. Padahal jika listrik dari PLN masuk, kemungkinan tak semahal itu," kata Kades.
Ia juga heran mengapa hingga saat ini aliran listrik PLNĀ belum menjangkau Desa Pemuatan Jaya.
Padahal sudah tiga kali dilakukan pengukuran. Desa yang dipimpinnya tertinggal jauh dari desal iannya. Desa-desa yang dilalui menuju Desa Pemuatan Jaya sudah dialiri listrik.
Warganya siap membayar berapapun biaya yang akan diberikan dari PLN, asalkan listrik dapat masuk kedesanya.
Desa Pemuatan Jaya Dambakan Listrik
Editor: Anita K Wardhani
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger