Oleh: Dody Susanto
Direktur Klinik Pancasila
Menyertakan partisipasi setara dalam mengisi kemerdekaan adalah perwajahan dari kehendak luhur pendirian negara bangsa.
Setara dalam pemenuhan kewajiban dan setara dalam penunaian hak tanpa melukis kanvas Suku, Agama, Ras, Antar-Golongan.
Perbedaan adalah Modal. Keragaman adalah kekayaan dan Bhineka Tunggal Ika adalah Keniscayaan.
Dalam menapak usia kemerdekaan yang ke-70 tahun pada 2015, kerja-kerja tentang Persatuan Nasional menjadi deposito pertahanan yang akan mengambil peran penting pada keberadaan negara bangsa di kancah dunia.
Indonesia yang hebat kuat digdaya dalam kompetisi globalisasi adalah result dari pemantapan amal-amal Pancasila segenap warga bangsa.
Bersama Anak Negeri Gegap Gempita Amal Pancasila atau BANGGA Pancasila harus dipupuk sejak permufakatan untuk menyanyikan lagu Mars Pancasila pada Gerakan Bangun Pagi di seantero rumah-rumah di seluruh tanah air yang mengantarkan putera-puteri ibu pertiwi bersemangat melakukan kerja memuliakan ilmu pengetahuan di sekolah dan madrasah yang menjadi bekal dalam Gerakan Aksi Langsung Amalkan Keadilan Sosial Indonesia atau GALAKSI sebagai bentuk strategi pungkas pengamalan Pancasila yang utama primer dan mendesak agar makna Pancasila dapat dirasakan manfaatnya oleh semua anak bangsa.
Dengan Indeks Gotong Royong Sila Padi Kapas atau GONG SI PAKAS yang tinggi menyemangati kerjasama nasional antar sesama anak bangsa mewujudkan kesejahteraan kemakmuran dalam keadilan adalah titik penguatan mendorong amal sila sila lain dari Pancasila bergema secara aktif oleh kesadaran kolektif.
Dengan penyatuan dan kebersamaan langkah anak bangsa BANGGA Pancasila dapat merangsang memori kolektif tentang kebesaran sejarah nusantara dalam format Berkaca Aspek Nyata Gilang-Gemilang Artefak Nusantara atau BANGGA Nusantara, menjadi awalan untuk memperkokoh Bangkit Anak Negeri Giat Gelorakan Abad Indonesia atau BANGGA Indonesia menjadi Kampiun Dunia.
Alfabet Indonesia yang terdiri dari 9 huruf juga memberi penguatan tentang waktu kemerdekaan tahun 1945.
Angka Numerik I = 9, N= 14, D= 4, O = 15, N=14, E= 5 , S=19, I= 9 , A= 1 , dari konfigurasi angka numerik ternyata hanya menghadirkan angka 1,4 ,5 , 9 dan tidak memberi peluang pada angka 2,3,6,7,8, dan 0.
Dengan kesimpulan numerikal ini bukan kebetulan nama Indonesia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk Merdeka pada 1945 tetapi sengaja dalam tafsir hiperbol adalah penggalan batu surga yang jatuh dari langit.
Kalimat Penguat Motivasi dihadirkan pada mimbar forum ini untuk meyakinkan ketepatan dan kebenaran atribusi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rumah bersama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dengan Gerakan Estafet Nasional Toleransi Akar Kerukunan Indonesia atau GENTAK Indonesia.
Dengan gugus semangat GENTAK akan menjadi basis penguatan Pertahanan SEHAT atau Simpati Empati Harmoni Aksi Toleransi menjadi Pertahanan Sosial Budaya (cultur space) yang sanggup memberi efek getar keluar dan memberi efek resonansi pertahanan diri.
Dengan penguatan pertahanan sosial budaya sebagai imunitas nasional Pancasila sebagai Ideologi Negara adalah ruh dan jiwa dari BANGGA Indonesia.
Pancasila Indonesia, Indonesia Pancasila. Ayo Maju, Maju Ayo Maju, Maju Ayo Maju Maju.