Ditulis oleh : Humas PP-KAMMI
TRIBUNNERS - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, meski harga minyak dunia terus mengalami penurunan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan diturunkan.
Hal ini disayangkan oleh Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) karena Jokowi yang dianggap pro rakyat ternyata telah mencurangi rakyatnya sendiri.
Harga minyak dunia yang kini masih terperosok di kisaran US$ 30 per barrel, namun tak diikuti penyesuaiannya oleh pemerintah.
Ketua PP KAMMI Bidang Ekonomi, Barri Pratama meyakini kekecewaan rakyat makin menjadi kepada Presiden Jokowi.
Tidak transparannya Pertamina diamini oleh pemerintah yang terlalu mengandalkan sektor energi untuk mengeruk pendapatan.
"Pertamina beralasan bahwa harga saat ini digunakan untuk menutupi kerugian industri migas di hulu, namun KAMMI meyakini hitung-hitungan tersebut bisa mencapai Rp 5.500 untuk BBM premium dan dengan tidak membebani rakyat secara berlebihan. Malu lah kalau presiden-nya pro-rakyat tapi kok kebijakannya membebani rakyat," kata Barri, Selasa (26/01/2016).
Mengikuti hasil kajian Bidang Ekonomi PP KAMMI, Ketua Umum PP KAMMI, Kartika Nur Rakhman menyampaikan yang perlu disampaikan oleh pemerintah melalui pertamina adalah tranparansi hitung-hitungan nya, dari situ masyarakat akan mengerti tujuan tidak adanya penurunan BBM dengan seksama.
"Itu pun jika pertamina berani," ujarnya
"Sehingga rakyat tidak terkesan dibodohi dan dicurangi Jokowi. Di saat harga sejenis pertamax di Malaysia hanya berkisar Rp. 5800 tapi di Indonesia gila-gilaan harganya."