Ditulis oleh : Kemenpora
TRIBUNNERS - Menpora Imam Nahrawi menghadiri acara peringatan HUT ke-50 Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (Perkemi) di Jakarta, Sabtu (6/2/2016) malam.
Pada peringatan ulang tahun emas kali ini, Cak Imam berharap cabang olahraga kempo mampu mengikur prestasi emas bagi Indonesia.
"Selamat ulang tahun ke-50 kepada Perkemi. Ini adalah ulang tahun emas bagi Perkemi. Sudah berusia 50 tahun eksis di Indonesia, menunjukkan bahwa olahraga beladiri Kempo diterima di negeri ini dan mewarnai dinamika keolahragaan beladiri di Tanah Air,” kata Menpora saat memberi sambutan.
Dalam kesempatan tersebut Menpora mengapresiasi olahraga beladiri Kempo ini bukan hanya sebagai sebuah seni beladiri, tetapi juga seni menjalani hidup atau falsafah.
Sebab, banyak nilai-nilai filosofis yang ditanamkan oleh guru-guru peletak dasar olahraga beladiri kempo.
“Salah satu falsafah Kempo yang paling dikenal adalah, perangilah dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain. Ini bisa kita maknai bahwa para "pendekar" kempo diminta untuk lebih mengedepankan introspeksi ke dalam terlebih dahulu daripada mengevaluasi pihak lain,” ujar Menpora.
Falsafah ini, lanjut Menpora, sangat mempengaruhi susunan beladiri Kempo di mana gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak atau menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas.
Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.
“Dalam undangan yang saya terima dari Perkemi juga dipaparkan falsafah lain, kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman. Ini juga merupakan falsafah yang luar biasa. Kasih sayang adalah nafas kehidupan. Apalagi bulan ini adalah bulan kasih sayang, bulan persaudaraan, persahabatan. Dan sebentar lagi kita akan merayakan hari valentine, hari kasih sayang. Mari menyayangi sesama, mari menebarkan kasih sayang dan perdamaian di republik ini,” tutur menteri asal Bangkalan, Madura ini.
Olahraga beladiri Kempo dibawa ke Indonesia oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di Jepang pada tahun 1960an (1959-1965).
Salah satu yang membawa olahraga ini ke Indonesia adalah Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita.
Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita, bersama Utin Sahras (almarhum) lah yang juga menginisiasi pendirian suatu organisasi olah raga Shorinji Kempo yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia) pada 2 Februari 1966.