"Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, rasa takut itu oleh Freud disebut pengebirian kecemasan," katanya.
Selanjutnya yang Keempat, Fase Latent. Dimana pada periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini menurut Taruna, sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
Tahap terakhir atau Kelima, adalah Fase Genital.
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini.
"Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan," kata Taruna.
Terkait masalah LGBT, menurutnya disorientasi seksual terjadi, jika seorang anak mengalami kegagalan dalam perkembangan khususnya pada fase latent, sehingga mengalami kelainan atau disorientasi seksual seperti LGBT.
"Karena itu, anak dibawah umur menjadi sangat rentan terpengaruh bahkan berubah orientasi seksual. Karena itu, perlu bimbingan dan usaha keras dari orangtua, guru, lingkungan hingga pemerintah agar anak-anak terhindar dari disorientasi seksual tersebut," tuturnya.