Ditulis oleh : Suleman L Hamzah, Anggota Komisi IV DPR RI
TRIBUNNERS - Upaya pemerintah untuk menekan harga daging sapi di pasaran dengan melakukan impor diharapkan berdampak nyata pada masyarakat.
Pasalnya pengalaman Indonesia impor daging sapi besar-besaran dari luar negeri pada tahun 2014 tidak berpengaruh banyak pada harga jual daging di pasaran.
Harga yang ekonomis hanya berpengaruh di satuan sapi potong tapi harga sapi di pasaran tetap menyentuh level Rp 100.000 lebih.
Demikian paparan Anggota Komisi IV Suleman L Hamzah dalam sebuah diskusi mini di Nusantara I Kompleks MPR/DPR, Rabu (1/6/2016).
Permainan harga di pasaran menurutnya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari alur niaga daging sapi karena permintaannya sudah semakin tinggi.
Oleh karena dia meminta Presiden untuk bisa duduk bersama dengan para feedloter besar untuk mereformulasikan harga daging hingga harga keekonomisannya. Sebab, merekalah yang selama ini jadi "penentu" harga di pasaran.
“Hanya presiden yang punya kuasa untuk memanggil para feedloter bukan menteri. Supaya harga bisa sesuai dengan permintaan Jokowi Rp 80.000. Meski sulit tapi patut untuk dicoba," katanya.
Impor daging sapi memang selalu jadi kontroversi. Oleh karena itu, dalam hemat Sulaiman, langkah tersebut bersifat sementara dan jangka pendek saja. Untuk jangka panjang pemerintah harus punya skema terencana dan terukur, serta berbasis pada data yang akurat.
Untuk skema tersebut, Sulaiman berpandangan, sapi yang patut dijadikan pilihan adalah varian sapi lokal, bukan sapi Australia.
Jenis sapi lokal dari Bali, misalnya, memiliki beberapa keunggulan di antaranya adalah tahan terhadap hama, perawatannya pun relatif lebih mudah. Selain itu, daging sapi Bali sangat baik untuk menjadi bahan olahan seperti bakso, burger, dan rendang.
“Sapi bali lebih unggul, karena sapi Australia itu punya lemak yang lebih tinggi. Jadi kalau diolah teksturnya kurang bagus,” tuturnya.
Sapi Bali juga bisa dikembangbiakan di seluruh wilayah di Indonesia tanpa harus terkendala cuaca.
“Seluruh wilayah di Indonesia punya potensi yang besar, tinggal keseriusan pemerintah mau atau tidak menyebarkan bibit sapi bali ini. Harapannya stok sapi akan melimpah dari berbagai daerah. Sehingga hantu kenaikan harga daging tidak akan terjadi lagi,” katanya.