News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Ketika Reog Ponorogo Batal Diboyong ke Carnaval Tropical de Paris 2016

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kontingen Indonesia dalam Carnaval Tropical de Paris 2016

Reportase : Helene Jeanne Koloway Pegiat literasi/ibu rumah tangga/traveller

TRIBUNNEWS.COM - AJANG Carnaval Tropical de Paris adalah acara tahunan yang diadakan di Paris dan tahun ini memasuki penyelenggaraan ke 15 kalinya pada 4 Juni 2016.

Digelar oleh Ville de Paris, Federation du Carnaval Tropical de Paris, dan Ile de France, mengusung tema Olah raga dan budaya.

Tema tersebut selain untuk memeriahkan Euro 2016 yang sedang berlangsung sekaligus mengenalkan keanekaragaman budaya dari berbagai belahan dunia.

Keikutsertaan Indonesia yang difasilitasi KBRI Paris menggandeng berbagai asosiasi masyarakat Indonesia yang ada di Paris.

Kali ini Indonesia mempromosikan keragaman budaya Indonesia. Seperti dikatakan Henry Kaitjily, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Paris.

Menempuh jarak sejauh 2,5 km dengan start dari Place Hotel de Ville dan berakhir di depan gedung Cirque d’Hiver de Calvaire, karnaval diikuti 2.500 orang, terdiri dari 27 grup dari berbagai asosiasi atau negara. Ada di antaranya China, Brazil, Kolombia, Inggris dan berbagai negara lain di dunia.

Kehebohan dari kostum dengan warna-warna musim panas yang digunakan dari masing-masing peserta juga suara-suara berbagai instrumen musik yang mereka mainkan terdengar sepanjang rute karnaval. Diikuti oleh gerakan tarian mengikuti alunan musik yang mereka perdengarkan.

Indonesia yang menampilkan beberapa budaya Nusantara lewat pakaian juga musik-musik tradisional.

Bendera merah putih yang berada di depan menjadi pembuka dari kontingen Indonesia.

Diikuti oleh barisan penari dari Bali yang diwakili oleh Asosiasi Sekar Jegat, yang mengenakan pakaian penari jangger, dan tari nelayan. Juga tarian kecak yang rancak.

Diikuti asosiasi Ikatan Keluarga Franco Indonesia, yang mengenalkan tari Kalimantan dengan busana tradisionalnya yang berasal dari suku Kenyah dan Aoheng.

Busana suku Kenyah dengan hiasan warna-warni dan aksesori manik-manik beraneka warna membuat wajah Indonesia semakin indah dipandang mata.

Ada juga Asosiasi Gandong yang berasal dari Maluku dengan busana merah untuk pria telah menarik perhatian salah satu televisi lokal dengan keingintahuan berasal dari manakah busana tersebut.

AsosiasiGandong, dengan musik tifa yang terdiri dari gendang, telong (bambu), dua kulit kerang yang ditiup juga satu set toto buang (gamelan) tidak adanya memainkannya selama rute perjalanan.

Hadir pula Asosiasi Pencak Silat – KBRI, Asosiasi Sulawesi Selatan dengan tari dan musik dari Toraja, dan di akhir barisan ditutup dengan Barisan Budaya yang berasal dari PPI Perancis/Paris.

Tepuk tangan dan sorak-sorai ..Indonesia…Indonesia…. dari penonton, mengikuti pekikan semangat dari peserta kontingen Indonesia.

86 Peserta karnaval yang berada di kontingen Indonesia mendapatkan pujian dan apresiasi yang positif dari penonton yang jumlahnya hampir 200.000.

Juga menjadi pusat perhatian dari TV lokal, France O dan televisi Outre Mer Primier (stasiun TV yang berada di Guadelope).

Semoga di tahun 2017, dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bisa mendatangkan reog Ponorogo yang gagal hadir di acara ini.

Di Carnaval Tropical de Paris, inilah keindahan, keragaman budaya dan musik Indonesia telah terukir menjadi satu identitas bangsa, Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini