Oleh: Alex Palit
Lex, gak nulis politik lagi, khan mau Pilkada DKI, kata seorang teman wartawan. Benar juga, sekarang khan lagi ramai-ramai hura-hura berita jelang Pilkada DKI 2017.
“Pengen juga sih nulis politik, masih menunggu wangsit,” jawab saya, spontan.
Maklumlah belakangan ini saya lebih konsen bermain di bambu unik, antara lain dengan bikin grup fesbuk “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN) dan mengelola wibesite jadi pemimpin redaksi bambuunik.com. Jadi jarang lagi nulis politik, juga menulis musik.
Belakangan ini saya lebih banyak menulis bambu unik. Menulis unik bambu unik – “ngaji deling” – membaca bambu mengungkap makna apa dan siapa yang tersirat dibalik pesan keunikan bambu unik.
Keasyikan bermain dengan bambu unik, itu pula yang kemudian menjadikan saya kurang intens mengikuti perkembangan konstelasi politik jelang Pilkada DKI 2017. Tidak seperti saat jelang Pilkada DKI 2012 atau Pilpres 2014, saya begitu intens menulis hura-hura politik event tersebut.
Begitu pula ketika ditanya, dukung pasang siapa? Lagi-lagi jawab saya sambi tertawa, masih menunggu wangsit.
Entalah dalam Pilkada DKI 2017, sebagai warga Jakarta dukungan pilihan politik saya jatuh kepada siapa. Dari tiga pasangan yang maju di Pilkada DKI 2017; Ahok – Djarot, Anies – Sandiaga, Agus – Sylviana, saya belum punya pilihan jagokan siapa. Saya juga tidak ingin golput, meski golput itu sendiri sebuah pilihan politik.
Saya sendiri bukan pengamat politik yang suka nongol di televisi. Saya tak lebih hanya seorang citizen jurnalis yang kebetulan suka politik dan menuliskannya.
Dan menulis politik bagi saya bagian dari partisipasi kesadaran politik yang saya jalani sesuai kapasitas sebagai citizen jurnalis. Ilmu menulis yang dulunya saya peroleh saat menjadi wartawan.
Saya sendiri juga belum tahu arah dukungan pilihan gabung ke teman, sahabat, dulur, konco atau sobib siapa. Yang pasti arah dukungan politik saya akan mendukung ke mereka yang mau jadi teman, sahabat, dulur, konco atau bersohib dengan bambu unik.
Soal adakah relasi keunikan bambu unik dengan dunia politik, sekali lagi masih menunggu wangsit. Menunggu wangsit; membaca bambu – membaca cagub DKI lewat sisi kajian bahasa bambu unik untuk ikut semarak gebyar Pilkada DKI 2017.
* Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”, pendiri “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN) dan Pemimpin Redaksi bambuunik.com