Oleh: Dody Susanto
Direktur KLINIK Pancasila
JAKARTA - Kebutuhan untuk mendorong tumbuhnya masyarakat pro logika atau masprolog adalah keniscayaan dan sesuatu yang tidak dapat ditawar mengingat dampak fenomena hoax turut menurunkan ketahanan nasional secara signifikan.Kehadiran ujaran kebencian, komentar sarkasme serta pertingkahan kita lawan mereka ( us versus them) akibat penggunaan media sosial yang bercorak hoax telah mencapai titik didih yang membahayakan persatuan bangsa.
Upaya kolaborasi berbagai komponen bangsa untuk meredam dampak hoax baik institusi pemerintahan dengan potensi anak bangsa di berbagai lapisan telah menumbuhkan solidaritas nasional yang dapat dijadikan sosial kapital yang berharga. Globalisasi dengan hukum besi siapa kuat dia menang telah melahirkan power media sebagai penentu arah peradaban.
Refleks sedetik jari tangan diatas piranti gadget dapat merubah opini dunia seketika baik bercorak kontroversi maupun permulaan kontestasi berbagai lintas kepentingan. Bangsa Indonesia ada dipersinggungan yang strategis mengingat secara faktual adalah pengguna gadget 5 besar sedunia sekaligus pasar empuk bagi produsen it melempar produknya tanpa henti . Fenomena hoax adalah anak peradaban hasil dari serangan pintar f6 yaitu food fun fantasi fashion film dan filosofi ( Gencar Pancasila Perisai Serangan Pintar F6 m.tribunnews.com 6 maret 2016) yang tumbuh seperti cendawan dimusim hujan.
Ketergagapan menyaring informasi akibat information cascade dan budaya What You See Is What You Get(dibaca wizziwig) WYSIWYG telah memberi petunjuk bahwa mayoritas pengguna gadget tidak didukung nalar kritis dan pasokan informasi yang benar ( masyarakat pro logika vaksin anti hoax, 28 januari 2017 m.tribunnews.com) sehingga budaya agresifitas melalui cuitan maupun ujaran bercorak kebencian di layar sosial media adalah konfirmasi sahih dari masyarakat minim analisis dan kehati hatian.
Upaya berbenah dalam mengendalikan dampak hoax adalah memperkuat disiplin berfikir benar secara masif disemua jenjang pendidikan formal informal dengan penerapan budaya malu sejak dari keluarga masyarakat dan bangsa secara keseluruhan karena ketidak sungguhan mengolah informasi dengan konfirmasi.
Pembiaran tanpa koreksi inilah yang menyebabkan tumpulnya rasa bersalah pengguna gadget bertipikal hoax serta minimnya tanggungjawab moral produsen gadget mencerahkan sisi positif dan negatif produk it baik dari sisi teknologi hukum dan sosial budaya( pengetahuan produk) .Minimnya edukator dari unsur aparatur negara yang mensosialisasikan uu ite ke masyarakat luas juga berkontribusi pada situasi maraknya fenomena hoax.
Mencermati kondisi terkini dibutuhkan suatu ekstradaya berupa pencerahan untuk membangun masyarakat pro logika di berbagai lapisan melalui program mencegah kesesatan berfikir dalam rangka menumbuhkan disiplin berfikir benar secara meluas dan menyeluruh.
Mendirikan Institut Kebugaran Mental Intelektual Publik minimal di setiap provinsi dapat dijadikan ikhtiar untuk menyempurnakan kemampuan sumber daya manusia indonesia yang prima dalam mengendalikan ekses globalisasi. Mengenal seluk beluk logicalfallacies juga sangat berarti bagi fundamen tatanan masyarakat pro logika.
Apakah Logical Fallacies itu?
Logical Fallacy atau kesalahan logika adalah suatu pemikiran yang tidak sesuai dengan logika dan termasuk dalam kategori salah berpikir. Orang yang menyampaikan pernyataan yang mengandung logical fallacy dapat disebut sebagai orang yang pemikirannya tersesat atau ia sedang menyesatkan orang lain untuk tujuan tertentu. Suatu pernyataan yang mengandung logical fallacy akan menyebabkan kesalahan berpikir untuk tahap-tahap selanjutnya. Logical fallacies bukanlah kesalahan tulis atau yang sering dikenal dengan sebutan typo. Kesesatan logical fallacy terletak pada kesalahan dalam berpikirnya itu sendiri yang bertentangan dengan logika.
Logical fallacy juga bukan suatu ambiguitas kalimat dimana hal itu kadang merupakan keterbatasan dari sebuah bahasa atau karena semata perbedaan pikiran dalam merangkai kalimat yang dilakukan oleh seseorang. Logical fallacy memang merupakan suatu kesalahan berpikir yang harus diluruskan karena memang merupakan bentuk kesesatan dalam berpikir. Adanya logical fallacies tidak bermakna bahwa tidak ada kebenaran yang di luar logika atau yang tidak dapat diproses dengan logika. Memaknai berpikir logis sebagai bentuk penolakan terhadap adanya hal-hal yang tidak dapat diproses dengan logika juga merupakan bentuk logical fallacy, sebagaimana yang sering kita jumpai di masyarakat.
Berpikir logis dan membebaskan diri dari logical fallacies termasuk salah satu bentuk dari menempuh jalan hidup yang lurus. Keterbebasan dari logical fallacy merupakan syarat mutlak dalam membangun ilmu pengetahuan. Dalam kacamata agama, khususnya agama Islam, logical fallacy merupakan hal yang diharamkan. Logical fallacy lah yang menyebabkan terjadinya tahayul (keyakinan yang mengada-ada) dan khurafat (informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran alias hoax). Dalam dunia science (ilmu eksak), logical fallacy merupakan salah satu parameter yang membedakan antara science dan non-science.
Dalam beberapa keadaan tertentu, logical fallacy juga berguna untuk menarik informasi-informasi yang sekiranya dibutuhkan dengan cara yang tidak langsung. Logical fallacy juga dapat digunakan untuk membelokkan pemikiran seseorang agar mengarah pada apa yang sesuai dengan yang kita inginkan. Dalam kepentingan tertentu, suatu fallacy dapat mengandung manfaat seperti untuk terapi, motivasi, atau penenangan diri. Suatu fallacy juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun karena sifatnya yang merupakan sebuah kekeliruan berpikir, maka untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan penegakan hukum, logical fallacy dilarang keras untuk digunakan.