TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi dari IRESS Marwan Batubara menilai pemecatan direktur utama Pertamina adalah tak logis.
Keputusan yang diambil oleh Menteri BUMN Rini Soemarno itu nilai Marwan seolah-olah ada hal yang sangat mendesak, ataupun yang akan merugikan negara dan korporasi jika keduanya tidak segera diganti.
"Ternyata pelengseran keduanya tidak diiringi dengan pengangkatan pejabat pengganti," ujar Marwan, Kamis (16/3/2017).
Karena itu, kata Marwan penggantian petinggi Pertamina bukan karena kinerja yang bermasalah. Marwan menilai pencopotan Dwi Soejipto bukan untuk perbaikan menajemen korporasi ke depan.
"Pelengseran pejabat tersebut bisa saja bertujuan untuk mengakomodasi berbagai kepentingan sempit oknum-oknum penguasa," ungkap Marwan.
Marwan memaparkan langkah pencopotan Dirut Pertamina tidak sejalan dengan kepentingan korporasi dan kepentingan strategis nasional. "Kebenaran motif tersebut dapat diuji dari siapa yang akhirnya ditunjuk menjadi Dirut Pertamina," kata Marwan.
Saat ini Elia Massa Manik ditunjuk menjadi Direktur Utama Pertamina yang baru. Elia, termasuk para pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).