Makna Kedua
Kedua, qurban merupakan konsep pengurbanan yang dilandasi keikhlasan dalam menjalankan pengabdian, tugas, dan perjuangan tanpa mengharapkan balasan dan pujian serta keuntungan materi yang menjadikan nilai kesalehan menjadi sia-sia.
Keikhlasan dan ketulusan jiwa akan memunculkan ketegaran dan keistiqamahan, meskipun seseorang diasingkan, dikucilkan, dan ditinggalkan oleh masyarakat yang telah terpedaya hawa nafsu.
Lebih dari itu, rasa ikhlas yang sejati akan membuat hidup seseorang selalu merasa memeroleh kemenangan dalam kekalahan, kenyang dalam kelaparan, cukup dalam kekurangan, aman dalam ketakutan, dan selalu optimis meskipun derita datang mendera.
Kehancuran bangsa dan negara ini akan terjadi karena menipis dan memudarnya rasa pengurbanan warga negara—khususnya para pemimpin dan elit politik—untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran. Yang mereka pikirkan adalah: “Apa yang dapat diperoleh dari negara ini, bukan apa yang dapat diberikan kepada bangsa dan negara.”
Di masa " kerja Bersama " ini masih ada para penguasa (elit politik dan elit ekonomi) justru mengorbankan rakyat kebanyakan, khususnya kaum lapis bawah.
Para penguasa itu bersimpang jalan dengan semangat “qurban”. Mereka berwatak serakah dan materialistik. Mereka mengkhianati rakyat dengan prilaku korupsi seperti yang terjadi di beberapa Kementrian, Pemda dan Anggota Legeslatif.
Tujuan pendek dan kesenangan sesaat yang acapkali menipu dan mengelabui akan sirna oleh keikhlasan yang muncul dari pribadi yang selalu mengharap Cahaya Allah.
Kita sebaiknya bercermin dari ketulusan (keikhlasan) dan keberanian para Nabi dan Rasul untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Suatu pengabdian dan perjuangan yang tulus akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt.
Sosok yang ikhlas dan siap berkurban biasanya akan tegar mengalami penderitaan dan cobaan. Ia juga tabah dalam hujatan dan caci maki. Ibarat lilin, ia membiarkan dirinya terbakar agar memancarkan cahaya yang mampu menerangi saudara, tetangga, masyarakat, dan generasi yang akan datang.
Keikhlasan akan menjauhkan seseorang dari sikap zalim. Orang yang zalim mencoba meraih kesuksesan di atas penderitaan, kepedihan, dan kesusahan orang lain.
Orang yang zalim akan selalu berkhianat dan menjadikan orang lain sebagai tumbal untuk mengeruk keuntungan. Kesuksesan umat untuk keluar dari bencana dan tragedi kemanusiaan tergantung pada keikhlasan, ketulusan, dan pengabdian mereka demi mengharap ridha Allah semata.
Makna Ketiga
Ketiga,qurban yang disimbolkan dengan menyembelih hewan merupakan suatu teladan dari Nabi Ibrahim saat diperintah oleh Allah untuk mengurbankan Ismail, putra terkasihnya.