Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Salahuddin Uno diharapkan segera menyelesaikan konflik berkepanjangan di kepengurusan KONI DKI Jakarta ini.
Jika tidak, itu akan sangat merugikan keolahragaan di DKI Jakarta pada umumnya, tak terkecuali cabor gulat.
Sudah sejak beberapa bulan terakhir cabor gulat juga terkena imbas dari dualisme yang terjadi di kepengurusan KONI Provinsi DKI Jakarta ini. Untuk bisa dijadikan sekadar contoh, tersendatnya pemberian uang saku atlet, yang saat ini menjalani pelatihan di PPOP atau Pelatda.
Keterlambatan pemberian uang saku secara signifikan berpengaruh ke banyak faktor, tak terkecuali menurunnya semangat atau motivasi untuk berlatih.
Sekadar kebetulan jika untuk cabor gulat masih ada figur seperti H.Heru Pujihartono yang bersedia untuk sementara mendampingi para pegulat. Ketua Bidang Dana Pengprov PGSI DKI Jakarta ini mengemban amanah dari Ketua Umum Pengprov PGSI DKI Jakarta Steven Setiabudi Musa untuk menjadi Chef de Mission (CdM) pada beberapa event gulat yang diikuti.
Berbagai inovasi yang dilakukan H.Heru Pujihartono, misalnya menyewakan tempat tinggal yang lebih memadai untuk pegulat senior, meningkatkan gizi dari menu makanan para pegulat, tak bisa dipungkiri menjadi pemicu sekaligus pemacu pencapaian prestasi mereka.
Tak mengherankan jika para pegulat sendiri menginginkan H.Heru Pujihartono, yang penyandang Dan-1 karateka itu, tetap bersedia mendampingi mereka.
Para atlet adalah orang-orang pilihan yang memiliki kelebihan untuk mencapai keberhasilan dari proses latihan simultan dan sikap militan mereka. Uang mungkin bukan segala-galanya. Yang lebih diperlukan adalah perhatian dan pendekatan yang baik.
Itu pula yang membuat H.Heru Pujihartono berusaha keras untuk dapat mendampingi atletnya secara maksimal.
Pemilik perusahaan katering Nendia Primarasa di Bina Harapan 38-A, Pancoran, Jakarta Selatan ini, juga memberikan sentuhan kedekatan lain yang selama ini belum pernah dirasakan oleh para pegulat.
H.Heru Pujihartono dua kali menggelar acara pembubaran tim gulat DKI Jakarta ini melalui sebuah acara khusus dengan menjamu mereka makan malam di tepi kolam kompleks Jagakarsa Residence, Jakarta Selatan.
Di situ para atlet dan pengurus Pengprov PGSI DKI Jakarta bersama-sama bergembira, bernyanyi, dan bergoyang mengiringi alunan lagu-lagu dari penyanyi dan organ tunggal.
"Acara seperti ini belum pernah kita lakukan, padahal perlu," ujar Wilbertus Sihotang, Sekum Pengprov PGSI DKI Jakarta, saat pembubaran tim gulat yang diterjunkan ke Kejuaraan Antar-PPOP di Serang, medio Agustus lalu.
Pada acara pembubaran tim gulat yang diterjunkan ke kompetisi gulat Popnas 2017 di Jateng dan Kejurnas Senior & Test Event Asian Games 2018, Sabtu (28/20/2017) malam, para pegulat yunior dan senior berhimpun bersama mengenyam kegembiraan.