TRIBUNNEWS.COM - Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Timur (NTT), Lusia Adinda Lebu Raya mengatakan, dengan jumlah anggota yang banyak, Pramuka memiliki potensi besar menjadikan internet lebih sehat. Untuk itu diperlukan banyak pelatihan agar konten-konten yang diproduksi Pramuka di media sosial semakin banyak.
“Pramuka di NTT sudah banyak sekali terlibat dalam berbagai aksi sosial di darat, sekarang saatnya Pramuka lebih memaksimalkan perannya membantu Pemerintah mempromosikan NTT lewat media sosial”, ujar Lusia Adinda Lebu Raya yang Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Kominfo dan Ketua TP PKK NTT, di Sekretariat Kwarda NTT, Jalan Adisucipto, Kupang, Sabtu (25/11/2017).
Sementara itu Hariqo Wibawa Satria, Andalan Nasional Gerakan Pramuka yang menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut menjelaskan kegiatan Pramuka selalu sukses dalam hal jumlah peserta dan penggorganisasian, namun perlu dimaksimalkan dalam publikasi dan dokumentasi. Dalam materinya, Hariqo memaparkan tentang pengelolaan media sosial, praktek membuat lomba berbasis media sosial, praktek rapat redaksi tim media sosial, praktek membuat konten dan simulasi distribusi konten untuk sebuah kegiatan.
“Langkah pertama, kita maksimalkan dulu potensi angota Gerakan Pramuka, yakni dengan mendorong Pramuka melakukan produksi konten, inilah yang melatarbelakangi lahirnya tagline ‘setiap Pramuka adalah kantor Berita, maksudny setiap Pramuka mampu memberitakan Pramuka, mempromosikan daerah, membela NKRI lewat media sosial. Kita juga sudah buat sepuluh tugas Pramuka di media sosial”, jelas Hariqo.
Dalam pelatihan ini peserta juga mempraktekan penggunaan labtob dan telepon genggam untuk mengedit video. Materi ini disampaikan Riki Aditia Irawan dari Tim Siber Pramuka.
Deddy Thames peserta dari Kupang mengaku, dari berbagai konten, ia sangat berminat dalam editing video. Sedangkan Alwi dari Kwarcab Manggarai Barat Labuan Bajo bertekad untuk mengadakan lomba di daerahnya. “Pelatihan ini memberikan saya bekal untuk mengadakan lomba video tentang cerita rakyat berbasis media sosial”, ungkap Alwi.
Alfred salah satu panitia yang bertugas memandu setiap kegiatan mengatakan peserta sangat antusias, karena peserta ini rata-rata guru, pelatih dan pengurus Pramuka di daerahnya. Berbagai penugasan kepada peserta didik untuk memposting hal-hal baik akan mulai mereka terapkan untuk murid-muridnya
Sebagai informasi, pelatihan jurnalistik dan media sosial ini diadakan oleh Kwarda Nusa Tenggara Timur selama tiga hari (23 – 25 November 2017), diikuti 41 Pramuka perwakilan Kwarcab di Nusa Tenggara Timur. Selain materi di dalam ruangan, peserta juga diajak mengunjungi dapur redaksi beberapa media yang ada di Kota Kupang. Yang disampaikan adalah 50 persen teori dan selebihnya praktek.
“Kegiatan Pramuka itu hakikatnya di luar ruangan, peserta bisa bosan jika selalu dalam ruangan, karena itu kami adakan kunjungan-kunjungan ke berbagai media, praktek luar ruangan. Kami bersyukur para pemateri juga lebih banyak berdialog dengan peserta ketimbang ceramah”, kata Jemi, Ketua Panitia kegiatan ini.