Dalam konteks ini komunitas equestrian tentunya ingin mengetahui sesungguhnya apa dan bagaimana persiapan Pordasi untuk menyambut kompetisi berkuda ketangkasan Asian Games XVIII/2018 nanti.
Beberapa waktu lalu mayoritas perwakilan cabor Asian Games ini mengeluhkan minimnya anggaran yang diberikan oleh pemerintah untuk pelatnas.
Total ada 48 cabor yang akan dikompetisikan di Asian Games nanti. Untuk pelatnas masing-masing cabor, sudah ada anggarannya dari pemerintah.
Berkuda, misalnya, mendapatkan dana sebesar Rp10.320.000.000, dari usulan Rp60.887.965.000. Tak ada cabor yang usulannya disetujui besarannya oleh pemerintah.
Cabor berkuda bersama balap sepeda dan karate sama-sama mengusulkan anggaran pelatnas dengan kisaran Rp60-an miliar, walau yang disetujui rata-rata hanya seperenamnya.
Anggaran untuk pelatnas ini tentunya memang jauh dari mencukupi, sebagaimana yang dikeluhkan oleh mayoritas cabor. Untuk itu, masing-masing cabor harus berpikir keras untuk memenuhi anggarannya, tak terkecuali Pordasi.
Ini juga yang harus disosialisasikan oleh petinggi Pordasi kepada komunitas equestrian, termasuk tentunya juga keseluruhan rider yang diproyeksikan tampil di Asian Games tersebut.
Petinggi Pordasi tentu tak harus berdiam diri. Pordasi, melalui sekjen yang mestinya menjadi penggerak organisasi, selayaknya berbicara secara terbuka terkait dengan berbagai permasalahan yang terjadi. Ini juga yang tentunya diharapkan oleh masyarakat equestrian.
* Tubagus Adhi, pengamat olahraga nasional