Oleh: Tubagus Adhi
Pergelaran Pesta Olahraga Antar-negara Asia, Asian Games 2018 tinggal tujuh bulan lagi, ibaratnya sudah dipelupuk mata. Namun, nuansa keprihatinan yang lebih mencuat.
Pembangunan, atau tepatnya revitalisasi dan penyempurnaan sebagian besar dari sarana dan prasarana yang akan dipergunakan memang terus dikebut.
Akan tetapi, apakah keberadaan sarpras baru tersebut akan berpengaruh langsung terhadap penampilan maksimal atlet Indonesia, itu masih menjadi tanda tanya besar.
Bentuk fisik baru dari mayoritas sarpras tersebut, baik di Jakarta dan Palembang yang menjadi co-host dari Asian Games XVIII/2018 ini, secara umum memang membanggakan.
Hal itu, di satu sisi, membuktikan keseriusan luar biasa dan niat besar Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang baik.
Anda yang setiap hari melewati kawasan Senayan dan menyempatkan diri untuk menyapukan pandangan secara langsung pada berbagai sarpras olahraga yang direvitalisasi, pastilah akan terkagum-kagum melihat sosok 'baru' dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Dari penampakan sekilas dari luar mungkin terkesan tak banyak perubahan yang dilakukan, kecuali jika Anda melihatnya pada malam hari, di mana keseluruhan lampu sorot di bagian atas SUGBK ini sudah dinyalakan. Perubahan drastis baru akan diketahui jika kita berada di area dalam, termasuk atmosfir di lapangan. Sebagian besar terlihat baru.
Selain SUGBK, revitalisasi juga dilakukan untuk gedung kolam renang (aquatic), bola voli, bulu tangkis, basket, atau bahkan panahan.
Semua serba baru, kokoh dan jelas akan sangat nyaman, di mana semua gedung indoor jelas akan berpendingin udara.
Sedikit menjauh dari Senayan, tepatnya di kawasan Jakarta Timur, revitalitasi venues balap sepeda juga mencengangkan. Sekitar dua kilometer dari venues balap sepeda, pembangunan sarana equestrian bertarap internasional tengah dikebut.
Sarana equestrian Asian Games XVIII/2018 ini dibangun di lahan bekas arena pacuan kuda Pulomas, termasuk gedung dengan tribun penonton dan trek pacuan.
Pembangunan keseluruhan sarana dan prasarana equestrian atau berkuda ketangkasan ini kabarnya menelan biaya lebih dari Rp500 miliar. Pembangunannya dilakukan oleh PT Jakarta Propertino (Jakpro), anak perusahaan atau BUMD milik Pemprov DKI Jakarta.
Jakpro juga yang membangun sarpras baru untuk velodrome (balap sepeda) di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, itu.