News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Fenomena Kepemimpinan Kontemporer dan Respon Atas Masa Depan Dunia

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anis Matta.

Pembelahan nasionalis versus neoliberal adalah contoh kegamangan strategis menghadapi transisi panjang dalam sistem global setelah krisis besar 2008.

Kegamangan di tengah ketidakpastian adalah pertanda awal dari gejala ketidakteraturan global (global disorder) dimana peristiwa-peristiwa besar terjadi tanpa kendali. Arab Spring di penghujung 2010, atau hanya dua tahun setelah krisis 2008, adalah contohnya.

Kontra-Arab Spring yang terjadi pada 2013 dengan kudeta atas Mohamed Morsi di Mesir, menandai babak baru dalam percaturan geopolitik global, yaitu global chaos.

Kini, di planet kita ada tiga titik konflik besar, yaitu sengketa Krimea-Ukraina di Eropa yang memperseterukan Rusia dengan NATO; konflik Syria di Timur Tengah; dan hotspot Asia Pasifik (Semenanjung Korea dan Laut China Selatan).

Di situ semua kekuatan utama dunia—AS, China, Eropa dan Rusia—terlibat langsung. Tensi konflik yang terus memanas menyebabkan setiap insiden kecil bisa memicu perang global setiap saat.

Masa Depan Penuh Badai

Untuk menghadapi tantangan besar yang oleh para pemikir strategis disebut “stormy future” atau masa depan yang penuh badai itu, para pemimpin itu bertahan. Kekuatan utama mereka terletak pada fakta bahwa mereka menggabungkan horizon pengetahuan yang luas yang terfomulasi dalam narasi besar mereka, serta kemampuan eksekusi yang andal.

Mereka adalah para pemimpin yang efektif dan efektivitas mereka memberi kepastian dalam kehidupan kolektif rakyat. Di tingkatan politik, konsolidasi elite terjaga dan memastikan agenda kenegaraan berjalan lancar. Itu justru keunggulan yang hilang di tengah kegamangan akibat pembelahan yang tajam yang melanda para elite AS dan Eropa.

Anis Matta, Pengamat Politik Internasional

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini