News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Bambu Kurung Raja Pagar Ghoib

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bambu Kurung

Oleh: Alex Palit

Di sini saya tidak ingin mengomentari unggahan video berisi ancaman akan menyantet Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang kemudian banyak di-copy paste media online, dan menuai ragam tanggapan.

Kebetulan saya sendiri nggak paham dunia persantetan, jadi saya tidak punya kapasitas apapun untuk menanggapi atau mengomentari atas unggahan maupun isi video tersebut.  

Di sini sebagai penyuka dan kolektor bambu unik, saya hanya ingin memperkenalkan apa siapa bambu unik dan uniknya bambu unik. Selain memiliki nilai artistik sebagai karya cipta seni alami yang tak ada duanya, ada yang meyakini bahwa bambu unik ini mengandung energi atau tuah bawaan alami.

Seperti halnya bambu kurung diyakini memiliki energi atau tuah bawaan alami sebagai pagar ghoib penangkal serangan energi negatif yang tak kasat mata. Bahkan disebutkan bahwa bambu kurung dibilang raja pagar ghoib.

Beranjak dari keyakinan ini tak heran bila kemudian mereka yang meyakini menempatkan bambu kurung ini sebagai media pagar ghoib penangkal serangan energi negatif guna-guna yang datang dari luar yang tak kasat mata seperti teluh atau santet.   

Di kalangan Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), keberadaan bambu unik selain memiliki sentuhan artistik sebagai karya cipta seni alami, atau ada yang meyakini bahwa bambu unik ini memiliki energi atau tuah bawaan alami, juga dinilai mengandung muatan simbol-simbol atau bahasa tanda yang tersembunyi didalamnya.

Simbol-simbol, bahasa tanda, atau kandungan pesan didalamnya inilah yang kemudian untuk dibaca dan diterjemahkan oleh manusia sebagai kitab tanpo waton, tanpo tinulis neng diwoco (kitab tak terlihat, tidak ditulis tapi bisa dibaca) yang memuat pesan dari gambaran simbol-simbol atau bahasa tanda yang ada.

Dalam khasanah budaya, oleh leluhur nenek moyang kita keberadaan bambu-bambu unik dipakai sebagai sarana ajaran budi pekerti sebagai kitab nyoto seng alami sejareno laku urip, kitab nyata yang alami sebagai pedoman hidup.

Lewat ngaji deling ini pula kita diajak membaca bahasa tanda berupa pesan simbolik dari setiap spesifikasi keunikan bambu unik yang terbentuk secara alami untuk kemudian diterjemahkan. Membaca bambu mengungkap makna.

Lewat simbol-simbol atau bahasa tanda ini kita diajak membaca, menterjemahkan dan memberi arti dari makna pesan yang tersembunyi didalamnya untuk kemudian dipahami oleh tindakan batin atau pengalaman batin, dan kemudian dimaknai lebih jauh lagi dalam tindakan di tengah kehidupan. 

Seperti halnya pada bambu kurung, adapun spesifikasi bentuk keunikan bambu kurung ini  merepresentasikan simbolisasi mikul duwur mendem jero yaitu mengajarkan kita untuk senantiasa mengangkat kebaikan sesorang dan mengubur sedalam-dalamnya keburukan.

Dari filosofi mikul duwur mendem jero ini pula mengajarkan hendaknya kita untuk senantiasa berprilaku mawas diri ke diri sendiri sebelum menjalankan sesuatu atau mengatakan sesuatu. Karena dalam kehidupan itu ada yang namanya berputarnya hukum alam yaitu becik ketitik ala ketara. Itulah pesan alamiah dari bambu kurung.

Pada intinya bahwa apa yang tersurat dan tersirat dari bambu kurung ini tak lepas dari keberadaan diri kita sendiri, yang mana semua itu yang untuk membentuk jiwa kita untuk menjadi lebih baik, menghindari diri sifat yang tercela dan selalu mawas diri.

Lewat mikul duwur mendem jero ini pula juga mengajarkan kita untuk senantiasa andap asor, ojo dumeh, ojo adigang – adigung – adiguno, ojo rumongso iso – ning iso rumongso.

Itulah uniknya bambu unik. Terlepas dari pemahaman membaca bambu mengungkap makna, setidaknya dari keberadaan keaneka-ragaman bambu unik ini, di sini kita diajak untuk membaca, mengagumi tanda-tanda kebesaran alam, sekaligus menjadi bukti atas kebesaran Sang Maha Pencipta, kendati lewat sepotong bambu (deling).

Lewat tanda-tanda kebesaran alam walau hanya dari sepotong bambu ini akan semakin menebalkan iman dan keimanan juga ketakjuban kita akan kebesaran Tuhan Semesta Alam sebagai Sang Maha Pencipta. Tak ada yang tak ada atas kehendak kuasaNya. Semoga!

* Alex Palit, citizen jurnalis, penyuka dan kolektor bambu unik, pendiri “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara’ (KPBUN)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini