Manusia adalah insan berbudaya. Dengan kebudayaannya manusia semakin memperkukuh eksistensi dan jatidirinya sebagai bangsa.
“Dengan kebudayaannya, manusia mampu melaksanakan hakikat dan potensi kemanusiaannya,” ujar inisiator Rumah Budaya Satu-satu, Eddie Karsito saat memberi sambutan di acara ‘Festival Seni dan Budaya’ Jatisampurna, yang berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Jatisampurna Bekasi, Jum’at (20/07/2018).
Eddie Karsito, berharap local wisdom (nila-nilai kearifan lokal) dapat menjadi acuan proses konseptualisasi dalam formasi pembangunan daerah Jatisampurna. Mengingat kawasan ini dari sisi pembangunan secara fisik sangat berkembang pesat.
“Di Jatisampurna ini, banyak situs-situs budaya yang perlu digali dan diberdayakan sebagai sumber nilai; kearifan lokal, pembangunan karakter. Hal ini harus terintegrasi dengan pembangunan di bidang lain. Sehingga mampu memberi kesejahteraan, keadilan, dan kebanggaan bagi warga di sini,” ujar penggiat budaya yang bulan lalu mewakili Indonesia mengikuti sidang ‘7th General Assembly’ yang berlangsung di Markas UNESCO, Paris Perancis ini.
Penggiat budaya yang juga aktor film dan sinetron ini, juga baru saja menyelesaikan roadshow budaya di delapan kota. Eddie menjadi salah satu Panitia Pelaksana Festival International Panji (Inao) Indonesia 2018, yang diikuti peserta dari Indonesia, Thailand, Kamboja, dan Negara Asia Tenggara lainnya. Eddie juga baru menuntaskan perhelatan seni dan budaya di Lamandau Kalimantan Tengah.
Perhatian Lebih Terhadap Kearifan Lokal
‘Festival Seni dan Budaya’ yang diselenggarakan Pemerintah Kecamatan Jatisampurna ini, dibuka dan diresmikan Camat Jatisampurna, Drs. Abi Hurairah M,Si. Kegiatan apresiasi budaya ini diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya dari tahun 2016 lalu.
Turut hadir di acara ini, tokoh Budaya Karanggaan, Drs. Suta Tjamin, Wakil Ketua I DPRD Kota Bekasi, H. Edi. S.Sos, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadis Parbud) Kota Bekasi, Ahmad Zarkasih, Danramil Pondok Gede, Mayor Kav. Imam Purwanto, Kepala Kantor Kepolisian Sub Sektor Jatisampurna, Lurah Jatisampurna, Asep Muharam SE, para Lurah se Kecamatan Jatisampurna, seniman, budayawan, tokoh masyarakat serta warga Kranggan Jatisampurna.
Wakil Ketua I DPRD Kota Bekasi, H. Edi. S.Sos, dalam sambutan menyampaikan harapannya, agar Pemeritah Kota Bekasi maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memberi perhatian lebih terhadap berbagai potensi budaya yang ada di Jatisampurna.
Hal yang sama juga dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadis Parbud) Kota Bekasi, Ahmad Zarkasih.
“Insya Allah, di tahun 2019, ada upaya lebih konkret membangun berbagai situs dan kantong-kantong budaya. Kita berkomitmen menjaga budaya lokal khususnya yang ada di kranggan ini. Sebab budaya Babaritan seperti di kranggan ini tidak ada di kecamatan lainnya,” ujarnya.
Satu hal yang menjadi ciri khas acara ‘Festival Seni dan Budaya’ di Jatisampurna ini, adalah upacara ’Babaritan’. Budaya ini usianya sudah ratusan tahun. Acara ritual adat istiadat warga masyarakat Kranggan yang dilaksanakan turun-temurun.
Tradisi ‘Babaritan’ adalah doa memohon keselamatan. Ungkapan rasa syukur kepada Allah subhana wata’ala yang sudah memberikan nikmat sehat dan panjang umur, keberkahan sandang, pangan, papan dan nikmat kehidupan lain.
Tradisi babarit atau ngababaritan, rutin digelar setiap tahun oleh masyarakat Kranggan. Upacara ritual adat peninggalan budaya megalitikum ini, sudah tiga kali ditampilkan di acara ‘Festival Seni dan Budaya’.
Selain tradisi ‘Babaritan’ yang ditandai santap bersama, ‘Festival Seni dan Budaya’ Jatisampurna ini, juga menampilkan berbagai acara kesenian, antara lain; tari Jaipong, tari Topeng, Pencak Topeng, seni Qasidah, Gambus, Marawis, Hadroh dan kesenian lainnya.