Kembali ke persoalan cinta segitiga Doni - Taufiq - Trembesi.
Mengapa keduanya begitu cinta trembesi?
Pemilihan ini bukan tanpa alasan, karena terdapat berbagai keunggulan. Antara lain, trembesi bermanfaat bagi lingkungan terutama membantu reboisasi hutan maupun untuk penghijauan.
Terkenal dengan kemampuan daunnya yang mampu menyerap CO2 secara maksimal.
Pohon ini merupakan salah satu pohon yang dapat memperbaiki kualitas udara di sekelilingnya.
Akar trembesi juga bermanfaat menyerap air tanah di sekitarnya secara maksimal, sehingga mendukung persediaan cadangan air tanah bagi lingkungan di sekitar.
Daunnya pun cukup rindang dan membantu melindungi dari sinar matahari.
Kayu trembesi atau dalam bahasa jawa disebut kayu mindhik juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
Biji trembesi yang disebut mindhik, siter, atau godril juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan ringan atau camilan.
Bijinya berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara meminumnya dengan air hangat.
Akar trembesi dipercaya dapat mencegah risiko kanker.
Caranya adalah dengan menambahkan ekstrak akar trembesi ke air mandi.
Sementara daunnya, memiliki manfaat untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal-gatal. Serta ekstrak daunnya juga memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan mikrobakterium tuberculosis yang menjadi penyebab sakit perut.
Menurut penelitian, pohon trembesi mampu menyerap karbondioksida sebesar 28.442 kg per pohon setiap tahunnya.
Lebih dari segalanya, ia berumur panjang, bisa lebih 100 tahun.
Sebelum menyudahi perbi cangan, Doni meminta Judas Amir agar mengirimkan foto foto trembesi di kota Palopo. Selang beberapa jam foto foto itu saya perlihatkan kepada mantan komandan paspampres itu.
"Beritahu Pak Walikota agar pohonnya dirawat, pangkas ranting rantingnya agar tetap indah," sebuah pesan yang penuh cinta kepada sang pohon trembesi di Palopo.