Marga Taufiq yang bertitel Doktor, magister hukum, dan sarjana hukum ini seperti penerus Doni di tanah Maluku dalam hal penghijauan.
Pria kelahiran Makassar 17 April 1964 ini, pun getol menanam trembesi di teritori binaannya.
Tak pelak, saat bertemu beberapa waktu lalu, topik hangat yang dibahas bukan soal militer apalagi isu politik. Keduanya tampak intens berbicara soal pohon dan pembibitan.
Doni menanyakan keadaan pohon-pohon yang pernah ditanamnya.
Taufiq pun mengabarkan berita baik, bahwa pohon-pohon yang ditanamnya, masih terawat dengan baik.
Sekaligus ia mewartakan ihwal penanaman trembesi di daerah-daerah lain.
Yang menarik, saat Doni bertanya "kabar pohon" ekspresinya seakan akan menanyakan tentang kabar sanak keluarganya, padahal Doni "hanya" bertanya tentang pohon.
Jika Doni Monardo bercerita ihwal penanaman trembesi di mana pun ia bertugas. Termasuk di Yonif Linud 432 Kostrad Kariango Sulsel, di Bogor saat menjabat Danrem Surya Kencana, maupun di Maluku dan Jawa Barat saat menjabat Pangdam.
Jejak-jejak trembesi Doni bahkan bercokol di sekitar bandara Praya Lombok, sekitar bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, dan lain-lain.
Tahukah Anda, jejak-jejak yang sama juga ditorehkan oleh Marga Taufiq, yang sebelum menjabat Pangdam Pattimura adalah Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad itu.
Ia menanam trembesi di Palopo dan sekitarnya, saat dirinya menjabat Dandim 1403 Sawerigading, tahun 2005.
Penugasan pun bergeser menjadi Dandim 1408 Makassar. Lagi-lagi, di bumi kelahirannya, ia pun giat menanam trembesi.
“Di lapangan Karebosi, pohon trembesi disebut ‘pohon Pak Doni’, beliau yang menanam saat bertugas di Kostrad Kariango. Saya juga menanam trembesi di Karebosi, tetapi yang banyak di beberapa ruas jalan serta di sekitar stadion Mattoanging,” ujar Marga Taufiq suatu hari.
Hingga suatu hari, tanggal 12 Agustus 2019 lalu ia diundang ke kota Palopo untuk menerima pemberian gelar adat dari Datu Luwu di Istana Luwu. Lagi-lagi, kesempatan itu pun digunakan antara lain untuk menanam pohon trembesi.
“Saya pernah punya pengalaman mengesankan saat Dandim di sana. Waktu itu saya dapat tugas sebagai manajer sepakbola PS GASPA yang berlaga di Divisi I PSSI. Sebagai warga kehormatan, saya ingin menghidupkan lagi sepakbola di sana,” kata Taufiq.