Obrolan di ruang kerja Doni Monardo pun menjadi makin cair.
Doni antusias sekali berbicara tentang pohon trembesi.
Siapa sangka, pertemuan Judas Amir dan Doni Monardo, mengguratkan memori lama.
Bukan hanya memori, tetapi juga petuah sarat nilai kearifan lokal. Ibarat pepatah, gajah mati meninggalkan gading, manusia pun akan meninggalkan jejak-jejaknya.
Gading adalah warisan gajah. Manusia mewariskan apa?
Nah, berbicara tentang warisan, nama dua ini patut disebut secara takzim.
Baca: Wapres JK Tinjau Pembangunan Huntap Korban Gempa dan Tsunami Palu
Mereka adalah Letnan Jenderal TNI Doni Monardo dan Mayor Jenderal TNI Marga Taufiq (Dandim 1403 Sawerigading Palopo 2003-2006).
Doni menjabat Kepala BNPB, sedangkan Taufiq adalah Panglima Kodam XVI/Pattimura.
Secara kelakar kita bisa menyebut, dua jenderal ini terlibat cinta-segitiga. Doni – Taufiq – Albizia Saman. Doni dan Taufiq sama-sama cinta Albizia Saman, nama latin dari pohon trembesi. Guyonan lain, Doni dan Taufiq "berguru" dengan Ki Hujan, nama sebutan Suku Sunda pada pohon trembesi.
Satu hal yang pasti, satu di antara warisan kedua jenderal itu adalah trembesi.
Keduanya mewariskan pohon trembesi sebagai giat sosial yang berdampak positif pada aspek ekologis dan ekonomis.
Jejak-jejaknya tampak di sejumlah daerah.
Persinggungan nyata keduanya bisa kita saksikan juga di bumi Maluku.
Doni Monardo pernah menjabat Pangdam Pattimura juga di sana (2015 – 2017). Sementara Taufiq mengisi jabatan yang sama sejak 20 Desember 2018.