Meskipun penarikan pasukan AS dari Irak disertai oleh oposisi dari kelompok Sunni dan Kurdi, dalam jangka pendek, pengaruh sekutu Iran pada perkembangan politik dan militer Irak akan meningkat.
Dalam hal ini, kekuatan eksponensial Iran dalam memobilisasi jutaan warga Irak dan Iran untuk pemakaman Jenderal Soleimani di beberapa kota berbeda dapat disebutkan.
Di sisi lain, perkembangan politik di Iran dan Irak, terutama protes rakyat selama bulan-bulan terakhir terhadap ketidakefektifan pemerintah, akan terpinggirkan.
Dalam jangka menengah, Iran kemungkinan akan membalas tindakan pembalasan. Langkah ini kemungkinan akan dilakukan oleh salah satu sekutu regional Iran di Timur Tengah. Di sisi lain, kembalinya kelompok-kelompok teroris ke Irak dan Suriah bisa menjadi konsekuensi lain.
Dalam hal ini, Iran akan mengintensifkan perjuangannya melawan kelompok-kelompok teroris, dan mengingat pembatasan keuangan yang dijatuhkan oleh sanksi ekonomi AS, segala reaksi langsung dari Iran terhadap kepentingan dan pasukan AS dan semua sekutu regional AS di kawasan tersebut tampaknya akan terjadi dengan kata lain, mengingat pengaruh Iran di Irak, Suriah, Libanon dan Yaman, dimulainya konflik dapat mengancam kepentingan Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi di Timur Tengah.
Salah satu aspek dari potensi konflik ini adalah gangguan pada proses ekspor minyak Timur Tengah dan kenaikan harga minyak dunia dan juga keamanan pelayaran di Teluk Persia akan beresiko.
Akhir dari skenario ini bisa jadi perang total jika presiden Trump memenangkan pemilihan berikutnya dan tekanan terhadap Iran terus berlanjut.
*Mohammad Sheikhi, Mahasiswa Program Doctor Jurusan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta