News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Gus Muwafiq, Dai Nyentrik dan Sejarawan Budaya Nusantara

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus Muwafiq saat mengisi tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Bogor, Rabu (21/11/2018) lalu.

Selain hal diatas, ia dikenal dengan pendakwah Islam yang teduh, santun, inspiratif dan kaya akan makna. Bahkan beberapa non muslim mengaku senang mendengarkan ceramahnya. Hal itu bisa ditelusur dalam kolom komentar di youtube. Jadi, tidak ragu, jika kaum melenia jika ingin ngaji online via YouTube, salah satu rekomendasinya adalah ceramah “Gus Muwafiq”, karena yang dibahas sangat luas, selain islam sebagai syariat, juga sebagai tradisi, budaya dan peraaban, dan yang dibahas pelbagai tema dan persoalan mutakhir.

Selain ceramah, ia juga menulis, salah satu karya tulis Gus Muwafiq yang perlu dibaca dan menarik adalah buku barunya, Islam Rahmatan lil-alamin (MedPres, 2019). Buku yang dikarang Gus Muwafiq ini, merupakan salah satu khazanah tulis yang berupaya memberikan pemahaman keindonesiaan dalam menjalankan prinsip-prinsip agama. Dalam buku setebal 223 halaman, Gus Muwafiq banyak mengulas dan mengungkap wawasan kekinian tentang dunia Islam dan kaitannya dengan perkembangan Islam di Indonesia.

Dari sini kita bisa memahami bahwa prinsip pemahaman Islam yang ingin dibangun Gus Muwafiq ialah spirit Rahmatan lil ‘Alamin. Prinsip ini tidak hanya menjangkau kalangan Muslim, tetapi juga membangun pemahaman bahwa setiap peradaban yang dibangun manusia saling terkait sehingga masyarakat tidak harus bersikap antipati terhadap perbedaan. Bahkan prinsip rahmatan lil ‘alamin bisa berangkat dari kondisi asli suatu bangsa.

Kelebihannya yang lain, ia adalah dai yang sangat humoris dan tidak kaku. Karena itu, meski materi yang disampaikannya berat, seperti sejarah dinasti-dinasti yang saling terkait, tetap saja terasa ringan dan renyah, maka tidak heran, jika jamaah betah berlama-lama menyimak pengajiannya (entah online maupun offline), tak bosan karena pembawaannya yang kocak dan penuh dengan humor. Humor memang menjadi penting dalam suatu ceramah karena membuat audian/jamaah tidak ngantuk, tidak jenuh dan menjadikan otak kembali fresh.

Tak diragukan lagi, bahwa Gus Muwafiq, selain dikenal dai, ia adalah budayawan dan sejarawan muslim yang mumpuni berasal dari kultur Nahdliyin. Selain itu, ia juga sosok Kiai yang memiliki pemikiran visioner membangun NU dikelas akar rumput dengan berbasis kultural. Jadi pantaslah kalau ia dikatakan salah satu aset berharga NU. Wallahu’alam bishawab.

*Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini