News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Sejarahnya, Obat dan Farmasi Berasal dari Sumber Herbal dan Hewani

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lesto P Kusumo bersama mobil Nissan Terrano di kawasan Kaliadem, Juni 2006

OLEH : A LESTO P KUSUMO, Konsultan Migas Petrokimia/Periset Bioteknologi

BERDASAR pengalaman pribadi, dimulai sebagai konsultan di migas dan petrokimia, menemukan adanya korosi yang diakibatkan mikroorganisme.

Selanjutnya mulai mempelajari dan mendalami masalah mikrobiologi terutama terkait dengan membuat dan memanfaatkan biosida yang ramah lingkungan.

Dari situlah akhirnya memperdalam bioteknologi. Dari bioteknologi  diketahui semua obat berasal dari herbal (tanaman) dan hewani.

Karena pertimbangan bisnis dan efektifitas maka herbal dilakukan ekstraksi. Lalu hasil ekstraksi herbal dilakukan fraksional dan isolasi hingga pemotongan rantai biokimia.

Teknik ini dipakai untuk mendapatkan rangkaian rumus kimia yang selanjutnya dapat dibuat sintentis kimia karena alasan rahasia bisnis, mudah diperbanyak, proses cepat dan murah.

Perkembangan herbal saat ini adalah memanfaatkan bioteknologi, yaitu bioteknologi merah (red biotechnology).

Ini cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan.

Saat ini saya menekuni bidang bioteknologi  dengan membuat laboratorium pribadi dan riset pribadi menggunakan biaya pribadi sejak tahun 2005.

Adapun bidang yang ditekuni adalah;

1. Bioteknologi merah (red biotechnology). Ini cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan.

2. Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan.

3. Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri

Hasil dari Riset Bioteknologi

Beberapa hasil riset tetap disimpan dan mulai dimanfaatkan yaitu HPV (Herbal Penghadang Virus). Saat ini sudah dipatenkan di India dengan Pending Patent No. 202041032327.

Produknya mulai dimanfaatkan untuk penderita COVID-19 dan juga pencegahan, termasuk uji RNA Polimerase Inhibitation untuk melihat kemampuan hambat replikasi virus.

Delapan (8) draft paten produk dan teknologi sedang dipersiapkan untuk dipatenkan di India dan Amerika Serikat.

Tentang Farmakognosi

Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.

Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang.

Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat-obat baru  berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin  penting.

Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto =  tanaman).

Sejarah Obat berasal dari Tanaman

Kebanyakan obat yang digunakan di masa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba–coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit.

Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana no pengobatan tradisional jamu di Indonesia.

Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan  sebutan obat tradisional (jamu).

Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.

Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif  yang terkandung dalam tanaman-tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia.

Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat-obat sintesis, misalnya asetosal,  disusul kemudian sejumlah zat-zat lainnya.

Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940).

Sejak tahun 1945 ilmu kimia,  fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang  sistematis dari obat-obat baru.

Apa yang terjadi dengan laboratorium biotechnology yang bernilai miliaran? Hanya tertinggal satu Autoclsve Stainless Steel buatan Russia sebagai kenang-kenangan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini