Aspek kehidupan saling tergantung dan saling mempengaruhi, maka membangun kesadaran perbaikan terus menerus juga mencakup keseluruhan aspek yang saling berkaitan baik kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan maupunsecara sosial.
Kesadaran kaizen untuk selalu memperbaiki diri akan menjadi pondasi bagi elan vital pembelajaran tiada akhir dan peningkatan kapasitaspersonal, sepanjang usia sampai kematian.
Jadi, memancing di air bening adalah sebuah istilah untuk menggambarkan munculnya inisiatif untuk melakukan perbaikan berkelanjutan secara proactive.
Memancing mensyaratkan seseorang untuk benar-benar berniat memancing, ia juga secara cerdas berupaya menemukan spot yang tepat, menunjukkanpersistensi/keuletan, serta membangun sikap sabar dan setia menunggu sampai mata kail pancingnya bergerak, tanda ada sasaran yang mendekati umpan dan masuk perangkap pancing.
Setelah mendapatkan sasaran yang terkait mata kail pancing dan umpan, pelan-pelandan dengan tenang mulai menariknya ke atas permukaan.
Pun demikian“memancing”dalam konteks ini adalah aktivitas sehari-hari untuk mencari, menemukan dan menarik ide atau gagasan baik perbaikan secara cerdas, sabar, persistendan tekun.
Begitulah cara berfikir, saat mata kail mendapatkan gagasan maka kita sebaiknya pelan-pelan menariknya dan mengeluarkannya untuk dijadikan sebagai referensi sikap dan implementasi tindakan.
Memancing biasanya dilakukan di air, karena kita tahu“air”menjadi perlambang filosofis yang menunjukkan setidaknya 2 makna penting dalam motivasi perbaikan, yakni: pertama, air selalu mengalir ke tempat yang rendah.
Pembelajaran dan hikmah akan lebih mudah mengalir kepada orang-orang yang rendah hati, pribadi yang humble.
Kedua, air selalu mencari jalan keluar dari hambatan yang ditemui, sekalipun sulit ia akan telaten dan persisten melubangi batu sekalipun atau mendorongnya sampai menemukan jalan.
Nah, yang terakhir adalah bening. Orang menggunakan kata “bening”sebagai suatu gambaran dan atau ukuran untuk menyatakan keadaan air yang jernih, bersih dan tidak bercampur tanah dan sebagainya.
Kejernihan atau kebeningan dalam hal ini menunjukkan betapa itikad yang baik, pikiran yang jernih dan hati yang bersih amat penting sebagai rujukan dalam melakukan suatu perbaikan.
Melakukan perbaikan saat hati berkecamuk dan pikiran keruh, akan memerlukan effort yang lebih besar dalam menemukan dan mengeluarkan gagasanserta memberikan hasil dan jalan keluar yang tidak optimal atas masalah yang dihadapi.
Sebaliknya, melakukan perubahan dan perbaikan saat hati bersih dan pikiran jernih dapat dilakukan lebih ringan dan optimal.
Jadi untuk perbaikan berkelanjutan ke arah yang lebih baik, teruslah memancing di air bening.(*)