Oleh: Rahmat Sahid
TRIBUNNEWS.COM - Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila. Bismillahirrahmanirrahim.
Kalimat pendek yang diucapkan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik, Puan Maharani itu viral.
Banyak yang mencerca, tidak sedikit juga yang membela.
Padahal, kalimat itu adalah doa, yang kesungguhan doa itu disempurnakan dengan bacaan basmalah Bismillahirrahmanirrahim.
Adakah yang negatif atau jelek dari doa itu?
Tentu tidak, jika kita mencernanya dengan positif, bukan dengan motif politik untuk “menyerang”.
Baca: Puan: Semoga Sumatera Barat Menjadi Provinsi Mendukung Negara Pancasila
Bagi siapapun yang mempolitisi ucapan doa itu, mari kita berpikir jernih dan berhati dingin sambil tanya pada diri sendiri:
Layakkah menggugat doa? Siapakah kita kok berani mengguggat doa?
Coba juga tanya pada diri sendiri dalam setiap kali memanjatkan doa, dengan kata “semoga” kah?
Dan kepada siapa itu pengharapan ditujukan? Terlebih ketika sudah menyempurnakan pengharapan itu dengan bacaan basmalah. Bukankah itu ditujukan sebagai doa kepada Tuhan?
Lalu kenapa, kok sampai ada kalimat doa saja digugat dan dipolitisasi dengan berbagai cercaan?
Sebagai contoh, kalau penulis berdoa dengan kalimat: “Semoga Fadli Zon menjadi anggota DPR yang memang mendukung kepentingan rakyat. Bismillahirrahmanirrahim”.
Apakah kalimat doa itu salah? Tentu Fadli Zon ketika mendengarkan ucapan doa itu, semestinya malah akan berucap: Amiiin….