Oleh : Asynin 'Young' Domo
TRIBUNNEWS.COM - Ada fenomena Lost hope luar biasa yang hinggap dipikiran saya secara pribadi kepada masa depan Indonesia beberapa waktu tahun yang berlalu, ketika nilai-nilai konstruktif, kreatif, inspiratif dan solutif tidak lagi menjadi bagian cerminan Youth Movement di dunia pemuda Indonesia.
Kusut masainya dunia politik menyeret pemuda dalam kepentingan semu yang jelas dan terang ujungnya, hanya labirin buntu dan berputar-putar tanpa arah hingga melupakan khittah pemuda itu sendiri.
Dan "Krisis Gerakan" ini terjadi mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga ke daerah kecamatan.
Namun uniknya nilai-nilai degeneratif ini tidak terjadi di tubuh pemuda di desa desa. Nilai-nilai positif tetap bertahan dan tumbuh walau mulai tergerus sedikit (local wisdom factor).
Hal ini berlangsung bertahun - tahun dan massif. Maka sejenak saya berasumsi, inilah cerminan generasi emas Indonesia, Hopeless....!
Dalam pada masa itu, Komite Nasional Pemuda Indonesia juga nyaris seperti tabung archimedes, yang muatan sejatinya tak bertambah, lantas diisi muatan asing yang berakibat satuannya terpecah, dan terjebak di dalam tabung yang isinya hanya bergerak searah.
Dan Pasca Kongres XV Komite Nasional Pemuda Indonesia di Bogor, ada secercah harapan kepemudaan, dengan terpilihnya secara konstitusional Bung Haris Pertama.
Namun ambisi dan kepentingan politik kembali mengayun deras di tubuh KNPI, terpecah, terbelah dan lucu.
Uniknya bagai pemuda desa yang lugu, seorang Haris Pertama seperti tak terpengaruh. Di bawah komandonya, local wisdom pemuda indonesia hidup.
DPP KNPI dengan tagline Enery Of Harmony bergerak menembus stagnasi yang akut dan larut.
KNPI melayani penguasa Indonesia sebenarnya (masyarakat dan pemuda), merespon bencana tanpa perintah, masalah kebangsaan dikritisi dengan solusi, tercermin walau tidak seluruhnya, namun keresahan Indonesia adalah keresahannya.
Seremonial yang protokoler, runtuh dan rata bersama kharisma pemuda yang sejatinya jauh dari riuh ekslusifitas.
Sederhana, namun kaya rasa. persaudaraan, komitmen dan empati berasa tanpa membedakan warna.